Cari

Laporan akhir Kartografi Tematik UMS



LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KARTOGRAFI TEMATIK

Dosen pengampu :
Agus Anggoro sigit, S.Si, M.Sc

Asisten :
            Muhammad Faqih Minallah

Disusun oleh :
Gilang Suryo Nugroho
E100140057

Sabtu,21 Mei 2016

LABORATORIUM KARTOGRAFI TEMATIK
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2016



KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Kartografi Tematik ini sesuai dengan batas waktu yang ditentukan .
            Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kartografi Tematik. Dalam penyelesaian laporan ini saya mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu saya  ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dan membimbing saya sehingga terselesainya laporan ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Agus Anggoro sigit, S.Si, M.Sc selaku dosen mata kuliah Kaartografi Tematik yang telah memberikan materi kuliah yang sangat membantu terselesainya laporan ini.
2.      Muhammad Faqih Minallah  selaku asisten praktikum mata kuliah Kartografi Tematik  yang telah membimbing kami dalam berbagai hal sehingga terselesainya laporan ini.
3.      Kawan-kawan satu tim atas kerja sama dan kekompakannya dalam menyelesaikan laporan ini, serta berbagai pihak yang membantu saya atas terselesainya laporan ini.
Saya menyadari laporan ini jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya laporan ini. Sehingga laporan ini dapat menjadi referensi untuk pembaca yang membutuhkannya.


Surakarta, 21 Mei 2016

                                                                                    Gilang Suryo N


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I     
BAB II 
BAB III  
BAB IV  
BAB V    
KRITIK DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA










                         

PRAKTIKUM KARTOGRAFI TEMATIK
ACARA I
DIAGRAM DAN GRAFIK (GARIS, BATANG) SEDERHANA,
MAJEMUK, DAN CAMPURAN

I.              TUJUAN
a.       Mahasiswa mampu mengidentifikasi data menurut jenis dan kegunaannya.
b.      Mahasiswa mampu mencari data menurut ketentuannya.
c.       Mahasiswa mampu memahami dan membuat peta tematik.
d.      Mahasiswa mampu membaca diagram yang disimbolkan dalam penjabaran suatu wilayah sesuai data yang ada.

II.           ALAT DAN BAHAN
1.      Data BPS (Badan Pusat Statistik)
2.      Hardware : komputer
3.      Software  : Microsoft Office Excel

III.        DASAR TEORI
Grafik garis lurus (line graph) umumnya memberikan pernyataan kualitas yang digambarkan dengan dua sumbu (sumbu x dan sumbu y). Sumbu-sumbu ini diberikan ukuran menurut harga unsur-unsur yang akan digambarkan, jadi merupakan perbandingan.
Grafik ini dapat digunakan dengan memakai system ukuran perbandingan yang merata (line scaling), jadi ukurannya dibagi dalam bagian-bagian yang sama. Tetapi apabila unsur-unsur yang akan digambarkan ada grafik sangat panjang atau mempunyai harga yang besar, maka dapat digunakan system logaritma (logarytma scalling).
Grafik garis lurus merupakan salah satu cara untuk menyajikan data statistik yang paling sederhana. Tujuan pembuatan grafik garis lurus untuk mengetahui perkembangan atau tren suatu data. Data yang digunakan bersifat kontinu.
                   Adapun grafik garis lurus ini dapat dibagi menjadi :
a.    Grafik garis sederhana (simple line graph)
Bentuk grafik ini dinyatakan oleh harga yang ditunjukkan dengan sebuah garis yang menghubungkan dua hal yang selalu berubah-ubah keadaannya.
b.    Grafik garis majemuk (multiple line graph)
Grafik ini menggambarkan kwalitas dari beberapa unsur dimana setiap unsur digambarkan dengan garis-garis berlainan.
c.    Grafik garis campuran (compound line graph)
Bentuk grafik ini dinyatakan dalam campuran beberapa garis yang sama tetapi tidak saling berpotongan. Unsur-unsur ditempatkan dan digambarkan sesuai dengan jumlah keseluruhannya, lalu dibagi dalam bagian-bagian menurut jenisnya.
d.   Grafik garis perbedaan (difergence line graph)
Grafik ini sama dengan grafik lainnya, tetapi grafik ini mempunyai nilai perbandingan dan juga perbedaannya pada langkah kerjanya.
          Gambar bisa mengungkapkan sejuta kata. Grafik merupakan representasi gambar dari data. Melalui grafik kita bisa langsung mengerti mengenai sesuatu berdasarkan data yang kita miliki. Microsoft Excel menyediakan fasilitas pembuatan grafik column yang terdiri atas Grafik clustered column 2D dan 3D, cylinder, cone dan piramida. Microsoft Excel mempermudah kita dalam membuat grafik. Kita hanya perlu klik sana dan klik sini grafik pun langsung jadi.
          Grafik batang lebih menampilkan banyak informasi dibandingkan dengan grafik garis, dengan menambahkan setiap kunci informasi disetiap datanya. Grafik batang terdiri dari serangkaian garis vertical yang mewakili setiap titik data. Garis-garis vertical ini mempresentasikan tinggi rendahnya periode sebuah trading bersamaan dengan closing pricenya. Harga closing dan harga open dipresentasikan dalam diagram batang yaitu dengan sedikit garis horisontal yang terlihat melintang diantara garis vertical. Opening price pada grafik batang diilustrasikan dengan garis horizontal kecil yang melintang di sebelah kiri dari garis verticalnya. Sedangkan closing price kebalikannya.
Adapun grafik dapat dibagi menjadi :
1.      Grafik batang sederhana (simple bar graph)
Hanya terdiri dari satu data saja, biasanya digunakan untuk perbandingan. Sebagai misal pada grafik jumlah penduduk menurut pengelompokan jenis kelamin pada satu daerah tertentu.
2.      Grafik batang majemuk (multiple bar graph)
Terdiri dari beberapa unsur yang dapat dibedakan menurut tahun yang berbeda.
3.      Grafik batang campuran (compound bar graph)
Sama dengan grafik batang majemuk, tetapi pada setiap batang masih bias dibagi lagi atas bagian-bagian data.
4.      Grafik batang perbedaan (divergence bar graph)
Grafik ini memberikan gambaran plus-minus suatu komoditi, sehingga fungsi utamanya menjadi bagian dari analisis. Dengan penyajian grafik dalam bentuk batang, dapat terlihat jelas nilai komodity yang ditampilkan.
5.      Piramida penduduk (population pyramyd)
Menyajikan suatu gambar kependudukan dan menyatakan jenis kelamin unsur dari penduduk. Bentuk ini terdiri dari dua bagian, kiri menyatakan jumlah jenis kelamin laki-laki dan kanan menyatakan jumlah jenis kelamin perempuan.







IV.             LANGKAH KERJA

1.      klik add data Peta RBI JATENG, disini kita akan melakukan pembatasan dan memakai batas administrasi kabupaten Karanganyar. Caranya Klik Add Datadengan mengklik icon  ,kemudianPilihRBI_Jateng_DIY_2004_ArcView_UTM   ->Batas_Admin ->Pilih batas kecamatan kabupaten di Jateng-DIY -> Klik Add








2.      Langkah selanjutnya memotong wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar dari peta RBI Jateng, klik Selection pada menu bar->pilih Select by attributes, Maka akan muncul tabel seperti berikut,

3.    Setelah itu, langkah selanjutnya ialah menyimpannya dengan cara Klik kanan padalayers batas_kec_jateng_diy_bako_june2004_plgon -> pilih Data -> Export data,
.

4.      Setelah proses pemotongan wilayah selesai, selanjutnya memasukkan data Microsoft Excel yang berisi tentang data persebaran sekolah tingkat SMA dan sederajat di seluruh kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 2015 yang sebelumnya dilakukan pengunduhan data “Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2015” dari BPS Kabupaten karanganyar. Berikut data yang telah didapat:

5.      Dari data tsb dimasukkan dengan Klik Add Data, kemudian pilih file .xls -> pilih karanganyar$ -> Klik Add
6.      Kemudian Klik Kanan pada Layer KabWonogiri -> pilih Join and Relates -> Join.Setelah itu dilakukan konfigurasi seperti pada gambar window “Join Data”, ->klik OK

 
7.      Setelah itu Klik Kanan pada Layer KabWonogiri ->pilih Properties ->pilih Symbology pada window “Layer Properties” dan diolah seperti pada gambar, -> Klik Apply -> OK




8.      Dan jadi seperti gambar dibawah, kemudian di layout.















ANALISIS DATA DAN PEMETAAN SPASIAL

Grafik Jumlah Sekolah Tingkat SMA Sederajat di Setiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan jumlah Sekolah tingkat SMA Sederajat terbilang cukup memadai dan hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Karanganyar dengan rincian jenjang SMA berjumlah 22 Sekolah, jenjang SMK berjumlah 14 Sekolah, dan jenjang MA berjumlah 9 Sekolah.Dari data yang bersumber dan dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karanganyar dengan publikasi Karanganyar Dalam Angka Tahun 2015, jumlah sekolah tingkat SMA terbanyak dengan jumlah 22 Sekolah. Dengan jumlah tersebut siswa bisa lebih produktif dan meningkatkan SDM mereka dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang.
Dari peta yang telah dibuat, dapat diketahui bahwa sarana pendidikan setingkat SMA di Kabupaten Karanganyar telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun terutamaInfrastruktur fisik sekolah. Meski demikian pola persebarannya masih terpusat di ibukota Kabupaten maupun ibukota Kecamatan serta jalur lalu lintas Antar-provinsi mengingat aksesibitas yang terjangkau dan mudah.

V.                PEMBAHASAN
          Dalam praktikum Kartografi Tematik acara 1 ini, membahas tentang diagram dan grafik berupa garis dan batang dalam bentuk sederhana, majemuk dan campuran.
Grafik sederhana merupakan grafik yang hanya menggunakan satu tahun tertentu sebagai pembanding empat variabel. Dalam praktikum kali ini, tahun yang diambil adalah tahun 2015 dengan variabel pembanding antara lain MA, SMA dan SMK.
Grafik majemuk hampir sama grafik sederhana, hal ini dapat dilihat dari gambar bahwa grafik majemuk sama-sama menggunakan satu tahun tertentu sebagai pembanding empat variabel. Dalam praktikum ini, data yang digunakan sama sehingga tahun dan variabel grafik majemuk dan sederhana pun juga sama. Akan tetapi ada hal yang mencolok yang membedakan keduanya, hal itu adalah adanya sub variabel dari setiap variabel. Sebagai contoh SD negeri dan SD swasta. Keadaan ini membuat grafik garis dan batang dari grafik majemuk pun menjadi dobel.
Grafik campuran merupakan grafik yang lebih kompleks daripada grafik sederhana dan majemuk. Hal ini dikarenakan tahun yang membedakan variabel bertambah atau dalam artian lebih dari satu. Sehingga seperti yang terlihat dalam gambar, grafik campuran memiliki gambaran yang lebih ruwet sehingga dalam membacanya pembaca harus teliti.




VI.             KESIMPULAN
Dalam acara 1 ini praktikan dikenalkan grafik sederhana, majemuk dan campuran. Singkatnya, grafik sederhana adalah grafik yang menggambarkan data pembeda hanya satu. Grafik majemuk adalah grafik yang menggambarkan data pembeda berjumlah dua. Sedangkan grafik campuran adalah grafik yang menggambarkan data pembeda berjumlah dua dengan faktor pembeda lebih dari satu. Faktor pembeda dalam acara 1 ini tak lain adalah tahun dan data pembeda tak lain adalah sub variabel pembeda.













































ACARA II
STRACKED  DAN PIRAMIDA PENDUDUK
I.              TUJUAN
1.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi data menurut jenis dan kegunaannya.
2.      Mahasiswa mampu mencari data menurut ketentuannya.
3.      Mahasiswa mampu memahami dan membuat peta tematik.
4.      Mahasiswa mampu membaca diagram yang disimbolkan dalam penjabaran suatu wilayah obyek seusai dengan data yang telah ada.

II.           ALAT DAN BAHAN
1.      Data BPS (Badan Pusat Statistik)
2.      Hardware : computer
3.      Software : Microsoft Excel, ArcGIS

III.        DASAR TEORI
a.       Stracked yang proposional (Proposional stracked) digunakan untuk berbagai tujuan dan keuntungannya dapat menampilkan data visual yang menonjol, seperti halnya tipe grafik yang lain. Tipe ini dapat digunakan (sering digunakan) bersama sebuah peta untuk memberikan gambaran lokasi. Grafik ini berbentuk balok persegi panjang yang dibagi sesuai dengan besarnya data yang dikonversikan kedalam nilai dpersen. Perbandingan luas stracked sesuai dengan jumlah datanya
b.      Pada Stracked yang konsentris (Concentric stracked) terdapat dua metode penyajian data, dimana bentuk persegi bertumpuk dan bisa digunakan untuk menyajikan dua data yang saling berkaitan. Sebagai misal data penduduk menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
c.       Sedangkan penyajian data pada grafik lingkaran dibagi proposional (Adjacent Symbol), dua jenis data yang berbeda namun masih dalam kaitan ditampilkan balok persegi panjang yang kemudian bentuk salah satu datanya dibuat lebih besar.
d.      Tipe grafik stracked sebanding sebanding (Propotional stracked) digunakan bersama dengan peta, dan diagram dalam bentuk persegi yang mewakili nilai data. Tetapi dalam hal ini terdapat kelemahan jika rangkaian angka terlalu banyak maka persegi terbesar dapat terlalu besar dan lingkaran kecil  dapat terlalu kecil, sehingga akurasi pembacaan data harus semakin diperhatikan.

           Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner dan piramida penduduk tua (konstriktif).
1.      Piramida penduduk muda
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina dan India.
2.      Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
3.      Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
Suatu wilayah atau negara dapat disajikan dalam bentuk diagram yang berbentuk piramida. Piramida penduduk menyajikan data kepedudukan dalam bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyetakan golongan umur. Dimulai dari umur 0-4, 5-9 dan seterusnya hingga maksimal yang bias dicapai oleh penduduk suatu wilayah.
Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri sedangkan golongan perempuan disebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.


IV.        LANGKAH KERJA
1.      Buka Ms Excel










2.      Masukkan data BPS kependudukan setiap kecamatan di kabupaten Karanganyar menurut jenis kelamin, kemudian Save dan Save as dalam format xlsGIS

 










3.      tekan ctrl, kemudian blok wilayah, laki-laki dan perempuan1
 















4.      klik kanan pada grafik , pilih select data untuk mengedit
 











5.      Ubah data angka dengan nama kecamatan
 












6.      Dan hasil nya akan seperti ini
 











7.      Kemudian mengubah angka negatif pada jumlah perempuan, dengan klik kanan pada angka di garfik, pilih format Axis, pilih number klik angka merah, ubah format code (red) menjadi Black kemudian Add
 

 










8.      Kemudia ubah Chart Title dengan nama grafik
 











9.      Kemudian buka arcgis . Add data kecamatan jateng DIY
 













10.  Pilih selection, pilih select By Attributtes , kemudian pilih Kabupaten Karanganyar
 










11.  Kemudian klik kanan batas kecamatan jateng DIY
 


12.  Setelah itu Add Data Ms.Excel ke ArcMAP

 










13.  Klik kanan , Join and Relates, Join













14.  Join data, klik keep only matching records
15. Kemudian klik kanan, pilih properties
 










17.  Kemudian pilih label untuk menampilkan nama kecamatan
 










              



18.  Kemudian pilih symbology, klik stacked
 










19.  Klik properties untuk merubah stacked tegak menjadi melintang/bar
 














20.  Hasilnya

                             

 







21.  Kemudian di layout menjadi peta
 














Gambar Grafik
               



Hasil Layout
Gilang 00











Analisis data jumlah penduduk menurut jenis kelamin di tiap kecamatan Kabupaten Karanganyar 2014

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan jumlah penduduk terbilang cukup padat dan hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten karanganyar dengan rincian 17 kecamatan. Dari data yang bersumber dan dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten karanganyar dengan publikasi karanganyar Dalam Angka Tahun 2014, jumlah penduduk terbanyak yaitu di kecamatan jaten. Dengan jumlah tersebut penduduk lebih produktif dan meningkatkan SDM mereka dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang.

Meskipun demikian, ada 2 kecamatan yang memiliki penduduk rendah , yakni Kecamatan jenawi dan Kecamatan jatipuro. Selain akibat faktor administrasi (hasil pemekaran dari kecamatan induk), juga terkendala infrastruktur dan SDM memadai,  dengan infrastruktur jalan yang belum memadai dengan kondisi topografi yang cukup beragam.
Dalam hal lain peningkatan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : peningkatan angkata kelahiran, umur relatif panjang, peningkatan angka kelahiran, kurangnya pendidikan, pengaruh budaya, imigrasi dan emigrasi. Selain itu kondisi wilayah juga menyebabkan banyak atau sedikit nya jumlah penduduk, wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam dan infrastruktur yang memadai, pasti memiliki jumlah penduduk yang relatif banyak, contohnya adalah kecamatan jaten.
 Kecamatan jaten memiliki topografis tanah alluvial kelabu dan  grumosol yang berpotensi sebagai lahan pertanian, selain lahan pertanian dikecamatan jaten banyak berdiri pabrik-pabrik industri, diantaranya : PT. Perusahaan Jamu Air Mancur, industri tekstil, gudang rokok bentoel, PT. Samator Gas, PT, Sumber Mas, PT.SAS, dan masih banyak lainnya, sehingga banyak orang yang tinggal menetap maupun hanya tinggal di kos-kosan atau kontrakan di kecamatan jaten untuk bekerja di kecamatan jaten sebagai karyawan maupun buruh pabrik. Selain industri, kecamatan jaten juga memiliki tempat wisata, yaitu : Monumen Jaten dan Monumen Tentara Genie Pelajar. Fasilitas di kecamatan jaten juga sudah lengkap, seperti lembaga keuangan, pasar, transportasi, sarana kesehatan, sarana olahraga dan sarana lainnya. Itu sebabnya mengapa kecamatan jaten memiliki penduduk terbanyak di Kabupaten Karanganyar.
Sedangkan wilayah yang memiliki jumlah penduduk rendah biasa nya di pengaruhi oleh faktor infrastruktur yang belum memadai, walaupun lahan wilayahnya subur namun jika infrastrukturnya kurang memadai penduduk nya bisa dikatakan masih sedikit. Dikabupaten Karanganyar kecamatan jatipuro memiliki penduduk paling sedikit, mungkin di sebabkan kurangnya insfrastuktur. Adapun insfrastruktur yang ada di kecamatan jatipuro yaitu lembaga keuangan, pasar, transportasi, kesehatan, sarana olah raga dan fasilitas lainnya, fasilitas yang ada sudah banyak, namun masih kurang dalam jumlahnya. Selain itu jatipuro merupakan wilayah pertanian padi, jagung, durian, dan kacang tanah. Jatipuro juga memiliki pertambangan trass dan batu kali.
Dengan demikian besar atau kecilnya jumlah penduduk dapat disebabkan faktor wilayahnya yang subur dan tidak subur, dan faktor infrastruktur yang memadai dan tidak memadai, seperti lapangan pekerjaan, layanan umum dan lain-lain.


V.           PEMBAHASAN
          Dalam acara II yang berjudul stracked dan piramida penduduk ini, bahasannya tak lain adalah bagaimana membuat stracked bar dan piramida penduduk baik secara digital .
          Dalam membuat stracked bar digital, yang perlu diingat oleh pembuat stracked adalah rumus yang harus dimasukkan dan diolah sebagai langkah membuat stracked. Sebab, jika salah memasukkan rumus maka akibatnya pun fatal.
          Jika dalam membuat stracked digital sebagaimana yang telah diterangkan yaitu memakai rumus tertentu.
          Setelah selesai membuat stracked, langkah selanjutnya dalam praktikum adalah membuat piramida penduduk. Dalam piramida penduduk tentunya variabel laki-laki dan perempuan harus ada. Selain itu umur juga wajib ada dan yang paling penting adalah data jumlah penduduk.
          Dengan siapnya data untuk membuat piramida penduduk, maka dapat diperoleh sebuah piramida hasil dari langkah yang hampir sama seperti praktikum sebelumnya.
          Selain secara digital, seperti yang telah disebutkan dalam praktikum acara II ini juga diajarkan membuat strcked. Dalam membuat stracked digital, pembuat hanya memplot data dan kemudian dibuat piramida penduduk seperti pada hasil langkah pembuatan stracked digital.
          Kemudian di masukkan kedalam arcgis dan di buat persebaran menurut jenis kelamin pada daerah tertentu. Dengan cara mengganti format dari excel ke xls. Kemudian di add data di arcgis .

         
VI.        KESIMPULAN :

1.      Kabupaten Karanganyar memiliki 17 kecamatan, jumlah penduduk tertinggi ada di kecamatan Jaten dan terendah ada di kecamatan Jatipuro.
2.       Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah penduduk adalah wilayah, infrastruktur, lapangan pekerjaan, tingkat kelahiran dan angka kematian.


















































ACARA III

PETA SATUAN LAHAN


I.                   TUJUAN
5.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi data menurut jenis dan kegunaannya.
6.      Mahasiswa mampu mencari data menurut ketentuannya.
7.      Mahasiswa mampu memahami dan membuat peta tematik.
8.      Mahasiswa mampu membaca diagram yang disimbolkan dalam penjabaran suatu wilayah obyek seusai dengan data yang telah ada.

II.           ALAT DAN BAHAN
4.      Data BPS (Badan Pusat Statistik)
5.      Hardware : computer
6.      Software : Microsoft Excel, ArcGIS

III.             DASAR TEORI
Lahan merupakan Bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik (iklim, topografi, hidrologi, bahkan keadaan fegetasi alami) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
Malingreau (1977) dalam Muryono (2005:6) mengemukakan bahwa Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang ciri -cirinya mencakup semua pengenal yang bersifat cukup mantab dan dapat diduga berdasarkan daur dari biosfer, tanah, air, populasi manusia pada masa lampau dan masa kini sepanjang berpengaruh atas penggunaan lahan pada masa kini dan masa yang akan datang.
Lahan menurut Aldrich (1981) dalam Rita (2007 :16) lahan merupakan material dasar dari suatu lingkungan yang diartikan berkaitan dengan sejumlah karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah, topografi, hidrologi dan biologi.
Lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Sifat-sifat lahan (land characteristics) adalah atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. (Djaenudin, dkk 1993) dalam Muryono (2008: 6).
Burrough (1986) mendefinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan (Aini, 2009).

Ø  Lereng
Unntuk klasifikasi kemampuan lahan maka lereng dapat dibedakan kedalam beberapa kelas yaitu
·         Datar (0-3%)
·         Landai (3-8%)
·         Agak miring (8-15%)
·         Miring (15-30%)
·         Agak curam (30-45%)
·         Curam (45-65%)
·         Sangat curam (>65%)

Ø  Jenis Tanah
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a.       Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.


b. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
c. Tanah Alluvial / Tanah Endapan.
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
d. Tanah Podzolit.
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
e. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi.
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
f. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
g. Tanah Mediteran / Tanah Kapur.
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
h. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.





Ø Penggunan Lahan (Landuse)
Penggunaan lahan merupakan bentuk  campur tangan  manusia terhadap lahan untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan hidupnya. Meskipun  faktor campur tangan manusia relatif kuat, tetapi di dearah (misalnya di Indonesia) terdapat kecenderungan bahwa  manusia  menyesuaikan  diri dengan kondisi lahannya. Topografi (relief), ketersediaan air, dan sifat-sifat tanah merupakan faktor dominan yang  mendorong manusia cenderung  beradaptasi dengan  mengembangkan bentuk penggunaan lahan  yang  lebih sesuai.
Faktor-faktor tersebut diatas biasanya  berkaitan  dengan ekspresi medan  yang tampak lebih jelas pada citra . Medan atau terrain , menurut Townshend (1981) dapat diartikan sama dengan lahan, sehingga satuan medan biasanya sudah memuat  informasi mengenai penggunaan lahan. sedangkan Huizing  et al (1990) cenderung mengartikan pada faktor fisiknya , sehingga pendefinisian medan dalam ‘kacamata’ geomorfologi dapatlah diterima.
Dengan melihat kaitan ekologis antara  bentuk penggunaan lahan dan faktor-faktor tersebut, maka interpretasi citra  untuk pemetaan penggunaan lahan dapat menggunakan analisis medan.
Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami. Sedangkan para ahli berpendapat Penggunaan lahan yaitu segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap maupun berpindah – pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kedua – duanya (Malingreau, 1978).
Pengelompokan objek-objek ke dalam klas-klas berdasarkan persamaan dalam sifatnya, atau kaitan antara objek-objek tersebut disebut dengan klasifikasi. Menurut Malingreau (1978), klasifikasi adalah penetapan objek-objek kenampakan atau unit-unit menjadi kumpulan-kumpulan di dalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan berdasarkan sifat-sifat yang khusus berdasarkan kandungan isinya. Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami.
Sistem klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi penggunaan lahan menurut Malingreau dan Christiani, 1981. Contoh klasifikasi adalah sebagai berikut:

Table 1.2  klasifikasi Liputan Lahan/ Penggunaan Lahan Menurut Malingreau
Jenjang I
Jenjang II
Jenjang III
Jenjang IV
Simbol
1.   Daerah Bervegetasi
A.  Daerah Pertanian
1.   Sawah Irigasi

Si
2.   Sawah Tadah Hujan

St
3.   Sawah Lebak

Sl
4.   Sawah pasang surut

Sp
5.   Ladang/Tegal

L
6.   Perkebunan
-   Cengkeh
C
-   Coklat
Co
-   Karet
K
-   Kelapa
Ke
-   Kelapa Sawit
Ks
-   Kopi
Ko
-   Panili
P
-   Tebu
T
-   Teh
Te
-   Tembakau
Tm
7.   Perkebunaan Campuran

Kc
8.   Tanaman Campuran

Te

B.     Bukan Daerah Pertanian
1.      Huatan lahan kering
-   Hutan bambu
Hb
-   Hutan campuran
Hc
-   Hutan jati
Hj
-   Hutan pinus
Hp
-   Hutan lainnya
Hl
2.      Hutan lahan basah
-   Hutan bakau
Hm
-   Hutan campuran
Hc
-   Hutan nipah
Hn
-   Hutan sagu
Hs
3.      Belukar

B
4.      Semak

S
5.      Padang Rumput

Pr
6.      Savana

Sa
7.      Padang alang-alang

Pa
8.      Rumput rawa

Rr
II. Daerah tak bervegetasi
C.  Bukan daerah pertanian
1.   Lahan terbuka

Lb
2.   Lahar dan Lava

Ll
3.   Beting Pantai

Bp
4.   Gosong sungai

Gs
5.   Gumuk pasir

Gp
III. Permukiman dan lahan bukan pertanian
D.  Daerah tanpa liputan vegetasi
1.   Permukiman

Kp
2.   Industri

In
3.   Jaringan jalan


4.   Jaringan jalan KA


5.   Jaringan listrik tegangan tinggi


6.   Pelabuhan udara


7.   Pelabuhan laut


IV. Perairan
E.   Tubuh perairan
1.   Danau

D
2.   Waduk

W
3.   Tambak ikan

Ti
4.   Tambak garam

Tg
5.   Rawa

R
6.   Sungai


7.   Anjir pelayaran


8.   Saluran irigasi


9.   Terumbu karang


10.  Gosong pantai



Ø Kemampuan Lahan
Lahan yang dimanfaatkan oleh manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan yang berbeda. Untuk mengetahui kemampuan suatu lahan maka diperlukan klasifikasi kemampuan lahan. Klasifikasi kemampuan lahan (land capability classiication) adalah penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokkanya ke dalam kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam pengunaanya secara lestai kemampuan disini dipandang sebagai kapasitas lahan itu sendiri untuk suatu macam atau tingkat penggunaan umum.
Menurut nockensmith dan steel (1943) dan klingebel dan montgomery (1973) klasifikasi kemampuan lahan terdiri dari 3 kategori utama yaitu kelas subkelas dan satuan kemampuan
1. Kelas
Pengelompokan di dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor penghambat.Tanah dikelompokkan ke dalam delapan kelas yang di tandai dengan huruf romawi I sampai VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan meningkat berturut-turun dari kelas I sampai kelas VIII.
Klas I – IV dapat digunakan untuk sawah, tegalan atau tumpangsari
Klas V untuk tegalan atau tumpangsari dengan tindakan konservasi tanah
Klas VI untuk hutan produksi
Klas VII untuk hutan produksi terbatas
Klas VIII untuk hutan lindung
2. Subkelas
Pengelompokan dalam sub kelas berdasarkan atas jenis faktor penghambat atau ancaman kerusakan. Jadi sub kelas adalah pengelompokan unit kemampuan lahan yang mempunyai jenis hambatan atau ancaman dominan yang sama. Jika dipergunakan untuk pertanian sebagai akibat sifat-sifat tanah, relief, hidrologi dan iklim.
e : ancaman erosi
w : ancaman banjir
s : hambatan daerah perakaran

Ø Kesesuaian Lahan
Pada prinsipnya klasifikasi kesesuaian lahan dilaksanakan dengan cara memadukan antara kebutuhan tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan. Oleh karena itu klasifikasi ini sering juga disebutspecies matching. Klas kesesuaian lahan terbagi menjadi empat tingkat, yaitu : sangat sesuai (S1), sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N).
Sub Klas pada klasifikasi kesesuaian lahan ini juga mencerminkan jenis penghambat. Ada tujuh jenis penghambat yang dikenal, yaitu e (erosi), w (drainase), s (tanah), a (keasaman), g (kelerengan) sd (kedalaman tanah) dan c (iklim). Pada klasifikasi kesesuaian lahan tidak dikenal prioritas penghambat. Dengan demikian seluruh hambatan yang ada pada suatu unit lahan akan disebutkan semuanya. Akan tetapi dapat dimengerti bahwa dari hambatan yang disebutkan ada jenis hambatan yang mudah (seperti a, w, e, g dan sd) atau sebaliknya hambatan yang sulit untuk ditangani (c dan s).



Ø  Bentuk Lahan.
bentuk lahan dapat di kelompokan kedalam beberapa bagian sebagai berikut:
a.       Bentuk lahan asal struktural.
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya.
b.      Bentuk lahan asal vulkanik.
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
c.    Bentuk Lahan Asal Fluvial
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial. Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar.
Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan.
d.   Bentuk Lahan Asal Marin
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja.
Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
e.    Bentuk Lahan Asal Pelarutan (Karst)
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh batugamping.
f.       Bentuk Lahan Asal Glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini, kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
g.      Bentuk Lahan Asal Aeolean (Angin)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).
Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
·         Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak
·         Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut
·         Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.
h.      Bentuk Lahan Asal Denudsional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.


IV.             LANGKAH KERJA

Langkah kerja pembuatan kemiringan lereng
1.      Add data , pilih kec jateng dan DIY
2.      Add data kontur jateng DIY kemudian selection
3.      Export data kecamatan toroh, dan clip kontur kedalam kecamatan toroh, jadikan satu folder
4.      Akan muncul seperti gambar , kemudian klik arctoolbox
5.      Pilih raster interpolation-topotoraster ( input:kontur , output : topotoraster)
6.      Muncul seperti gambar diatas
7.      Klik 3D analisis – raster surface – slope (input : topotoraster , output: slope, degree di ganti percent_rise
8.      Slope klik kanan ( klasifikasi persen di centang dan ganti 3,8,15,25,40,100
9.      3D analisis – raster reclass – reclasify (input: slope, output : reclasify
10.  Kemudian conversition tools – from raster – raster to polygon
11.  Kemudian klik kanan pada polygon table attribute di tambahi luas
12.  Klik data management tools – generalization – eliminated ( input: polygon , output : eliminated. Jangan ok dulu, klik selection-select attribute <= 10. Lakukan 3 kali

13.  Cartography tool – generalized- smooth polygon

14.  Klip ( input : smooth , ouput : toroh, output: lereng_toroh
15.  Selesai kemudian di layout seperti sebelumnya


Langkah kerja pembuatan landuse

1.      Add data kec.jateng,landuse jateng
2.      Selection ,kemudian select by atribute.
3.      Isi pada kolom atas batas kecamatan ,kemudian pada kotak kosong bawah di isi dengan cara klik kecamatan = pilih kecamatan yang kamu inginkan tadi.
4.      Lalu diexport data ,klik kanan pada batas kecamatan – properties – data – export data ,simpan pada satu folder yang sudah ditentukan.
5.      Lalu clip kecamatan yang sudah ditentukan ,klik geoprosesing – clip. Isi input dengan landuse dan output dengan kecamatan yang di exsport.
6.      Maka hasil akan seperti diatas. Dan remove data landuse jateng pada layer kalian. Dan clear selected.
7.      Lalu kilk kanan pada layer yang sudah di clip,pilih open atribut table.

8.      Akan muncul jendela baru , klik table options – add fild – akan mncul jendela baru,isi kolom atas degan klasifikasi  pada kolom bawah dengan text

9.      Isi kolom yang tadi dbuat dengan lahan yang sesuai klasifikasi menurut para ahli yang kalilan jadikan patokan kalian
10.  Setelah kolom sudah terisi dengan klasifikasi landuse yang kalian isi.
11.  Lalu pada layer yang sudah di clip tadi klik kanan properties – simbologi – categiries – pada valeu feld isi dengan nama yang klian buat pada atribute table. Pilih warna yang kalian inginkan ,lalu ok.
12.  Maka gambar akan seperti diatas









Langkah kerja peta jenis tanah


LANGKAH KERJA
1.      Add data kec.jateng,peta jenis tanah jateng.

2.      Selection ,kemudian select by atribute.
3.      Isi pada kolom atas batas kecamatan ,kemudian pada kotak kosong bawah di isi dengan cara klik kecamatan = pilih kecamatan yang kamu inginkan tadi.

4.      Lalu diexport data ,klik kanan pada batas kecamatan – properties – data – export data ,simpan pada satu folder yang sudah ditentukan.
5.      Setelah di export lalu remove layer batas kecamatan  jateng.

6.      Lalu clip kecamatan yang sudah ditentukan ,klik geoprosesing – clip. Isi input dengan jenis tanah dan output dengan kecamatan yang di exsport.

7.      Maka hasil akan seperti diatas. Dan remove data jenis tanah jateng pada layer kalian. Dan clear selected.
8.      Lalu kilk kanan pada layer yang sudah di clip,pilih open atribut table.


9.      Akan muncul jendela baru , klik table options – add fild – akan mncul jendela baru,isi kolom atas degan ID_TANAH  pada kolom bawah dengan text

10.  Isi kolom diatas dengan nama tanah yang sudah ada tapi disingkat aja,jangan lupa lohh,dikasih tanda petik sebelum dinamai
11.  Lalu pada layer jenis tanah klik kanan – properties
12.  Akan muncul jendela baru ,klik simbologi – categories – pada valeu fild kasih ID_TANAH, lalu add all valeu dan oke
13.  Maka akan muncul warna ,dan menandakan jenis tanah pada kecamatan tsb







Langkah Kerja satuan lahan
1.      Add data landsystem jateng yang sudah di download. Kemudian klik arc tool box pilih data management tool-projection and transformasi- define project, input isi LS_jateng , coordinate pilih GCS_49S.
2.      Klik arc tool box – data management tools- projection and transformasi – feature- project. Input Ls_jateng , input coordinate gcs_wgs_1984, output Ls_jateng_utm, output coordinate WGS_1984_UTM_Zone_49s






3.      Kemudian add data LS_JATENG UTM yang tadi dibuat.
4.      Kemuadian add data lereng_toroh , jenis_tanah , landuse




                                           



5.      Kemudian klik geoprocessing – clip ( input ls_jateng, clip lereng_toroh, output landfrom) , begitu juga dengan landuse dan jenis tanah harus clip.
6.      Akan muncul seperti gambar di bawah ini







7.      Kemudian klik kanan lereng_toroh- open attribute tambahkan tabel atau add field-
8.      Name : klas_lereng , type :text . lenght : 15 . ok








9.      Klik kanan pada klas_lereng – selection (gridecode=1) –klik kanan klas_lereng – add field – isi dengan nomor romawi “I” . (itu dilakukan diulangi dari satu sampai IV)
10.  Kemudian geoprocessing-dissolve-(input:lereng_toroh , output: dis_lereng , ok) kemudian dissolve lagi landuse , jenis tanah, dan landsystem





11.  Kemudian klik geoprocessing – intersect- (input : dis_macamtanah ,dis_landuse, dis_landform,dis_lereng ) harus urut agar sesuai
12.  Kemudian satuan lahan klik kanan open attribute table









13.  Add fiel menambah table, isi ( name: sat_lahan, type:text , lenght : 15
14.  Sat_lahan klik kanan pilih field calculator isi urut seperti gambar di bawah .
15.  Selesai




V.                PEMBAHASAN

Pada acara terakhir ini tentang satuan lahan, dimana kita membuat pembahasan tentang kemiringan lereng, landuse, jenis tanah, bentuk lahan serta satuan lahan. Di kawasan gunugn kendeng tepatnya di kecamatan toroh kabupaten grobogan ini ada beberapa jenis tanah .
Toroh sendiri bentuk lahan atau bentuk daerahnya perbukitan, sehingga kemiringan lereng di daerah ini sngat banyak, ada pula jenis tanah di daerah Toroh sangat beragam , penduduk disini memiliki penghasilan di bidang pertanian . seperti padi, jagung tembakau, dll.  Karena daerah ini sangat cocok untuk bercocok tanam , tanah yang beragam membuat wilayah ini mudah untuk bercocok tanam.
Intesitas hujan didaerah toroh juga lumayan tinggi, beda dengan wilayah lain, karena letak kecamatan toroh sangat tinggi dari daerah lain yang mayoritas dataran. Lahan di daerah toroh yang bebas atau belum terpakai juga masih banyak, padahal daerah kecamatan toroh memiliki luas terbesar kedua di kabupaten grobogan.














VI.             KESIMPULAN

1.      Dapat mengetahui jenis tanah dengan menggunakan aplikasi Arcgis.
2.      Dapat mengaplikasikan persebaran jenis tanah di daerah toroh dengan menggunakan peta
3.      Di daerah kecamatan toroh separuhnya tanah kompleks regosol kelabu dan regosol kelabu tua














.