LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
KARTOGRAFI TEMATIK
Dosen pengampu :
Agus Anggoro sigit,
S.Si, M.Sc
Asisten :
Muhammad
Faqih Minallah
Disusun oleh :
Gilang Suryo
Nugroho
E100140057
Sabtu,21 Mei
2016
LABORATORIUM KARTOGRAFI TEMATIK
FAKULTAS
GEOGRAFI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktikum Kartografi Tematik ini sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan .
Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kartografi Tematik. Dalam penyelesaian laporan ini saya
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak
yang telah membantu dan membimbing saya sehingga terselesainya laporan ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Agus
Anggoro sigit, S.Si, M.Sc selaku dosen mata kuliah Kaartografi Tematik yang
telah memberikan materi kuliah yang sangat membantu terselesainya laporan ini.
2. Muhammad Faqih Minallah selaku asisten praktikum mata kuliah Kartografi
Tematik yang telah membimbing kami dalam
berbagai hal sehingga terselesainya laporan ini.
3. Kawan-kawan
satu tim atas kerja sama dan kekompakannya dalam menyelesaikan laporan ini,
serta berbagai pihak yang membantu saya atas terselesainya laporan ini.
Saya menyadari laporan ini jauh dari sempurna untuk
itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya
laporan ini. Sehingga laporan ini dapat menjadi referensi untuk pembaca yang
membutuhkannya.
Surakarta,
21 Mei 2016
Gilang
Suryo N
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
BAB
II
BAB
III
BAB IV
BAB
V
KRITIK DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM KARTOGRAFI TEMATIK
ACARA I
DIAGRAM DAN GRAFIK (GARIS, BATANG) SEDERHANA,
DIAGRAM DAN GRAFIK (GARIS, BATANG) SEDERHANA,
MAJEMUK,
DAN CAMPURAN
I.
TUJUAN
a. Mahasiswa
mampu mengidentifikasi data menurut jenis dan kegunaannya.
b. Mahasiswa
mampu mencari data menurut ketentuannya.
c. Mahasiswa
mampu memahami dan membuat peta tematik.
d. Mahasiswa
mampu membaca diagram yang disimbolkan dalam penjabaran suatu wilayah sesuai
data yang ada.
II.
ALAT
DAN BAHAN
1. Data
BPS (Badan Pusat Statistik)
2. Hardware
: komputer
3. Software : Microsoft Office Excel
III.
DASAR
TEORI
Grafik
garis lurus (line graph) umumnya memberikan pernyataan kualitas yang
digambarkan dengan dua sumbu (sumbu x dan sumbu y). Sumbu-sumbu ini diberikan
ukuran menurut harga unsur-unsur yang akan digambarkan, jadi merupakan perbandingan.
Grafik
ini dapat digunakan dengan memakai system ukuran perbandingan yang merata (line
scaling), jadi ukurannya dibagi dalam bagian-bagian yang sama. Tetapi apabila
unsur-unsur yang akan digambarkan ada grafik sangat panjang atau mempunyai harga
yang besar, maka dapat digunakan system logaritma (logarytma scalling).
Grafik
garis lurus merupakan salah satu cara untuk menyajikan data statistik yang
paling sederhana. Tujuan pembuatan grafik garis lurus untuk mengetahui
perkembangan atau tren suatu data. Data yang digunakan bersifat kontinu.
Adapun grafik garis lurus ini
dapat dibagi menjadi :
a.
Grafik garis sederhana (simple line
graph)
Bentuk
grafik ini dinyatakan oleh harga yang ditunjukkan dengan sebuah garis yang
menghubungkan dua hal yang selalu berubah-ubah keadaannya.
b.
Grafik garis majemuk (multiple line
graph)
Grafik
ini menggambarkan kwalitas dari beberapa unsur dimana setiap unsur digambarkan
dengan garis-garis berlainan.
c.
Grafik garis campuran (compound line
graph)
Bentuk
grafik ini dinyatakan dalam campuran beberapa garis yang sama tetapi tidak
saling berpotongan. Unsur-unsur ditempatkan dan digambarkan sesuai dengan
jumlah keseluruhannya, lalu dibagi dalam bagian-bagian menurut jenisnya.
d.
Grafik garis perbedaan (difergence line
graph)
Grafik
ini sama dengan grafik lainnya, tetapi grafik ini mempunyai nilai perbandingan
dan juga perbedaannya pada langkah kerjanya.
Gambar bisa mengungkapkan sejuta kata.
Grafik merupakan representasi gambar dari data. Melalui grafik kita bisa
langsung mengerti mengenai sesuatu berdasarkan data yang kita miliki. Microsoft
Excel menyediakan fasilitas pembuatan grafik column yang terdiri atas Grafik
clustered column 2D dan 3D, cylinder, cone dan piramida. Microsoft Excel
mempermudah kita dalam membuat grafik. Kita hanya perlu klik sana dan klik sini
grafik pun langsung jadi.
Grafik batang lebih menampilkan banyak
informasi dibandingkan dengan grafik garis, dengan menambahkan setiap kunci
informasi disetiap datanya. Grafik batang terdiri dari serangkaian garis
vertical yang mewakili setiap titik data. Garis-garis vertical ini
mempresentasikan tinggi rendahnya periode sebuah trading bersamaan dengan
closing pricenya. Harga closing dan harga open dipresentasikan dalam diagram
batang yaitu dengan sedikit garis horisontal yang terlihat melintang diantara
garis vertical. Opening price pada grafik batang diilustrasikan dengan garis
horizontal kecil yang melintang di sebelah kiri dari garis verticalnya.
Sedangkan closing price kebalikannya.
Adapun
grafik dapat dibagi menjadi :
1.
Grafik batang sederhana (simple bar
graph)
Hanya
terdiri dari satu data saja, biasanya digunakan untuk perbandingan. Sebagai
misal pada grafik jumlah penduduk menurut pengelompokan jenis kelamin pada satu
daerah tertentu.
2.
Grafik batang majemuk (multiple bar
graph)
Terdiri
dari beberapa unsur yang dapat dibedakan menurut tahun yang berbeda.
3.
Grafik batang campuran (compound bar
graph)
Sama
dengan grafik batang majemuk, tetapi pada setiap batang masih bias dibagi lagi
atas bagian-bagian data.
4.
Grafik batang perbedaan (divergence bar
graph)
Grafik
ini memberikan gambaran plus-minus suatu komoditi, sehingga fungsi utamanya
menjadi bagian dari analisis. Dengan penyajian grafik dalam bentuk batang,
dapat terlihat jelas nilai komodity yang ditampilkan.
5.
Piramida penduduk (population pyramyd)
Menyajikan
suatu gambar kependudukan dan menyatakan jenis kelamin unsur dari penduduk.
Bentuk ini terdiri dari dua bagian, kiri menyatakan jumlah jenis kelamin
laki-laki dan kanan menyatakan jumlah jenis kelamin perempuan.
IV.
LANGKAH
KERJA
1. klik add
data Peta RBI JATENG, disini kita akan melakukan pembatasan dan memakai batas
administrasi kabupaten
Karanganyar.
Caranya Klik Add Datadengan mengklik icon ,kemudianPilih
“RBI_Jateng_DIY_2004_ArcView_UTM” ->Batas_Admin
->Pilih batas kecamatan kabupaten di
Jateng-DIY -> Klik Add
2. Langkah
selanjutnya memotong wilayah kecamatan
di Kabupaten Karanganyar dari peta RBI Jateng, klik Selection pada menu bar->pilih Select
by attributes, Maka
akan muncul tabel seperti berikut,
3.
Setelah
itu, langkah selanjutnya ialah menyimpannya dengan cara Klik kanan padalayers
batas_kec_jateng_diy_bako_june2004_plgon -> pilih Data -> Export data,
.
4.
Setelah proses pemotongan wilayah selesai, selanjutnya memasukkan data
Microsoft Excel yang berisi tentang data persebaran sekolah tingkat SMA dan
sederajat di seluruh kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 2015 yang sebelumnya dilakukan
pengunduhan data “Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2015” dari BPS Kabupaten karanganyar. Berikut data yang telah didapat:
5.
Dari data tsb dimasukkan dengan Klik Add Data, kemudian pilih file .xls
-> pilih karanganyar$ -> Klik Add
6.
Kemudian Klik Kanan pada
Layer KabWonogiri -> pilih Join and
Relates -> Join.Setelah itu dilakukan konfigurasi seperti pada gambar
window “Join Data”, ->klik OK
7.
Setelah itu Klik Kanan pada
Layer KabWonogiri ->pilih Properties ->pilih Symbology pada window “Layer Properties” dan diolah seperti
pada gambar, -> Klik Apply -> OK
8. Dan
jadi seperti gambar dibawah, kemudian di layout.
ANALISIS DATA DAN PEMETAAN SPASIAL
Grafik
Jumlah Sekolah Tingkat SMA Sederajat di Setiap Kecamatan di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2015
Berdasarkan
grafik diatas menunjukkan jumlah Sekolah tingkat SMA Sederajat terbilang cukup
memadai dan hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Karanganyar dengan
rincian jenjang SMA berjumlah 22 Sekolah, jenjang SMK berjumlah 14 Sekolah, dan
jenjang MA berjumlah 9 Sekolah.Dari data yang bersumber dan dibuat oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karanganyar dengan publikasi Karanganyar Dalam
Angka Tahun 2015, jumlah sekolah tingkat SMA terbanyak dengan jumlah 22
Sekolah. Dengan jumlah tersebut siswa bisa lebih produktif dan meningkatkan SDM
mereka dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang.
Dari peta yang
telah dibuat, dapat diketahui bahwa sarana pendidikan setingkat SMA di
Kabupaten Karanganyar telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
terutamaInfrastruktur fisik sekolah. Meski demikian pola persebarannya masih
terpusat di ibukota Kabupaten maupun ibukota Kecamatan serta jalur lalu lintas
Antar-provinsi mengingat aksesibitas yang terjangkau dan mudah.
V.
PEMBAHASAN
Dalam praktikum Kartografi Tematik
acara 1 ini, membahas tentang diagram
dan grafik berupa garis dan batang dalam bentuk sederhana, majemuk dan
campuran.
Grafik
sederhana merupakan grafik yang hanya menggunakan satu tahun tertentu sebagai
pembanding empat variabel. Dalam praktikum kali ini, tahun yang diambil adalah
tahun 2015 dengan variabel
pembanding antara lain MA,
SMA dan SMK.
Grafik
majemuk hampir sama grafik sederhana, hal ini dapat dilihat dari gambar bahwa
grafik majemuk sama-sama menggunakan satu tahun tertentu sebagai pembanding
empat variabel. Dalam praktikum ini, data yang digunakan sama sehingga tahun
dan variabel grafik majemuk dan sederhana pun juga sama. Akan tetapi ada hal
yang mencolok yang membedakan keduanya, hal itu adalah adanya sub variabel dari
setiap variabel. Sebagai contoh SD negeri dan SD swasta. Keadaan ini membuat
grafik garis dan batang dari grafik majemuk pun menjadi dobel.
Grafik
campuran merupakan grafik yang lebih kompleks daripada grafik sederhana dan
majemuk. Hal ini dikarenakan tahun yang membedakan variabel bertambah atau
dalam artian lebih dari satu. Sehingga seperti yang terlihat dalam gambar,
grafik campuran memiliki gambaran yang lebih ruwet sehingga dalam membacanya
pembaca harus teliti.
VI.
KESIMPULAN
Dalam
acara 1 ini praktikan dikenalkan grafik sederhana, majemuk dan campuran.
Singkatnya, grafik sederhana adalah grafik yang menggambarkan data pembeda
hanya satu. Grafik majemuk adalah grafik yang menggambarkan data pembeda
berjumlah dua. Sedangkan grafik campuran adalah grafik yang menggambarkan data
pembeda berjumlah dua dengan faktor pembeda lebih dari satu. Faktor pembeda
dalam acara 1 ini tak lain adalah tahun dan data pembeda tak lain adalah sub
variabel pembeda.
ACARA
II
STRACKED DAN PIRAMIDA PENDUDUK
I.
TUJUAN
1.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi data
menurut jenis dan kegunaannya.
2.
Mahasiswa mampu mencari data menurut
ketentuannya.
3.
Mahasiswa mampu memahami dan membuat
peta tematik.
4.
Mahasiswa mampu membaca diagram yang
disimbolkan dalam penjabaran suatu wilayah obyek seusai dengan data yang telah
ada.
II.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Data BPS (Badan Pusat Statistik)
2.
Hardware : computer
3.
Software : Microsoft Excel, ArcGIS
III.
DASAR
TEORI
a.
Stracked yang proposional (Proposional stracked) digunakan untuk
berbagai tujuan dan keuntungannya dapat menampilkan data visual yang menonjol,
seperti halnya tipe grafik yang lain. Tipe ini dapat digunakan (sering
digunakan) bersama sebuah peta untuk memberikan gambaran lokasi. Grafik ini
berbentuk balok persegi panjang yang dibagi sesuai dengan besarnya data
yang dikonversikan kedalam nilai dpersen. Perbandingan luas stracked sesuai
dengan jumlah datanya
b.
Pada Stracked yang konsentris (Concentric stracked) terdapat dua metode
penyajian data, dimana bentuk persegi bertumpuk dan bisa digunakan untuk
menyajikan dua data yang saling berkaitan. Sebagai misal data penduduk menurut
jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
c.
Sedangkan penyajian data pada grafik
lingkaran dibagi proposional (Adjacent
Symbol), dua jenis data yang berbeda namun masih dalam kaitan ditampilkan balok
persegi panjang yang kemudian bentuk salah satu datanya dibuat lebih besar.
d.
Tipe grafik stracked sebanding sebanding
(Propotional stracked) digunakan
bersama dengan peta, dan diagram dalam bentuk persegi yang mewakili nilai data.
Tetapi dalam hal ini terdapat kelemahan jika rangkaian angka terlalu banyak
maka persegi terbesar dapat terlalu besar dan lingkaran kecil dapat terlalu kecil, sehingga akurasi
pembacaan data harus semakin diperhatikan.
Jenis-jenis piramida penduduk
dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida
penduduk stasioner dan piramida penduduk tua (konstriktif).
1.
Piramida penduduk muda
Suatu
wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida
ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya
adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia,
Filipina dan India.
2.
Piramida Penduduk Stasioner
Suatu
wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah
(seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
3.
Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Suatu
wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian
yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih
sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju,
misalnya Amerika Serikat.
Suatu
wilayah atau negara dapat disajikan dalam bentuk diagram yang berbentuk
piramida. Piramida penduduk menyajikan data kepedudukan dalam bentuk diagram
batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Tersusun
dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyetakan golongan
umur. Dimulai dari umur 0-4, 5-9 dan seterusnya hingga maksimal yang bias
dicapai oleh penduduk suatu wilayah.
Jenis
kelamin laki-laki di sebelah kiri sedangkan golongan perempuan disebelah kanan.
Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah biasanya dalam jutaan,
tetapi tergantung pada kuantitas penduduk.
IV.
LANGKAH
KERJA
1.
Buka
Ms Excel
2.
Masukkan data BPS kependudukan setiap
kecamatan di kabupaten Karanganyar menurut jenis kelamin, kemudian Save dan
Save as dalam format xlsGIS
3.
tekan ctrl, kemudian blok wilayah,
laki-laki dan perempuan1
4.
klik kanan pada grafik , pilih select
data untuk mengedit
5.
Ubah data angka dengan nama kecamatan
6.
Dan hasil nya akan seperti ini
7.
Kemudian mengubah angka negatif pada
jumlah perempuan, dengan klik kanan pada angka di garfik, pilih format Axis, pilih
number klik angka merah, ubah format code (red) menjadi Black kemudian Add
8.
Kemudia ubah Chart Title dengan nama
grafik
9. Kemudian
buka arcgis . Add data kecamatan jateng DIY
10.
Pilih selection, pilih select By Attributtes
, kemudian pilih Kabupaten Karanganyar
11.
Kemudian klik kanan batas kecamatan
jateng DIY
12.
Setelah itu Add Data Ms.Excel ke ArcMAP
13.
Klik
kanan , Join and Relates, Join
14.
Join
data, klik keep only matching records
15. Kemudian klik kanan, pilih properties
15. Kemudian klik kanan, pilih properties
17.
Kemudian pilih label untuk menampilkan
nama kecamatan
18. Kemudian
pilih symbology, klik stacked
19.
Klik properties untuk merubah stacked
tegak menjadi melintang/bar
20.
Hasilnya
21.
Kemudian di layout menjadi peta
Gambar Grafik
Hasil Layout
Gilang 00
Analisis data jumlah
penduduk menurut jenis kelamin di tiap kecamatan Kabupaten Karanganyar 2014
Berdasarkan
grafik diatas menunjukkan jumlah penduduk terbilang cukup padat dan hampir
merata di seluruh kecamatan di Kabupaten karanganyar dengan rincian 17
kecamatan. Dari data yang bersumber dan dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten karanganyar dengan publikasi karanganyar Dalam Angka Tahun 2014,
jumlah penduduk terbanyak yaitu di kecamatan jaten. Dengan jumlah tersebut
penduduk lebih produktif dan meningkatkan SDM mereka dalam menghadapi era
globalisasi seperti sekarang.
Meskipun
demikian, ada 2 kecamatan yang memiliki penduduk rendah , yakni Kecamatan
jenawi dan Kecamatan jatipuro. Selain akibat faktor administrasi (hasil
pemekaran dari kecamatan induk), juga terkendala infrastruktur dan SDM memadai, dengan infrastruktur jalan yang belum memadai
dengan kondisi topografi yang cukup beragam.
Dalam hal lain
peningkatan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
: peningkatan angkata kelahiran, umur relatif panjang, peningkatan angka
kelahiran, kurangnya pendidikan, pengaruh budaya, imigrasi dan emigrasi. Selain
itu kondisi wilayah juga menyebabkan banyak atau sedikit nya jumlah penduduk,
wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam dan infrastruktur yang memadai,
pasti memiliki jumlah penduduk yang relatif banyak, contohnya adalah kecamatan
jaten.
Kecamatan jaten memiliki topografis tanah
alluvial kelabu dan grumosol yang
berpotensi sebagai lahan pertanian, selain lahan pertanian dikecamatan jaten
banyak berdiri pabrik-pabrik industri, diantaranya : PT. Perusahaan Jamu Air
Mancur, industri tekstil, gudang rokok bentoel, PT. Samator Gas, PT, Sumber
Mas, PT.SAS, dan masih banyak lainnya, sehingga banyak orang yang tinggal
menetap maupun hanya tinggal di kos-kosan atau kontrakan di kecamatan jaten untuk
bekerja di kecamatan jaten sebagai karyawan maupun buruh pabrik. Selain
industri, kecamatan jaten juga memiliki tempat wisata, yaitu : Monumen Jaten
dan Monumen Tentara Genie Pelajar. Fasilitas di kecamatan jaten juga sudah
lengkap, seperti lembaga keuangan, pasar, transportasi, sarana kesehatan,
sarana olahraga dan sarana lainnya. Itu sebabnya mengapa kecamatan jaten
memiliki penduduk terbanyak di Kabupaten Karanganyar.
Sedangkan
wilayah yang memiliki jumlah penduduk rendah biasa nya di pengaruhi oleh faktor
infrastruktur yang belum memadai, walaupun lahan wilayahnya subur namun jika
infrastrukturnya kurang memadai penduduk nya bisa dikatakan masih sedikit.
Dikabupaten Karanganyar kecamatan jatipuro memiliki penduduk paling sedikit,
mungkin di sebabkan kurangnya insfrastuktur. Adapun insfrastruktur yang ada di
kecamatan jatipuro yaitu lembaga keuangan, pasar, transportasi, kesehatan,
sarana olah raga dan fasilitas lainnya, fasilitas yang ada sudah banyak, namun
masih kurang dalam jumlahnya. Selain itu jatipuro merupakan wilayah pertanian
padi, jagung, durian, dan kacang tanah. Jatipuro juga memiliki pertambangan
trass dan batu kali.
Dengan demikian
besar atau kecilnya jumlah penduduk dapat disebabkan faktor wilayahnya yang
subur dan tidak subur, dan faktor infrastruktur yang memadai dan tidak memadai,
seperti lapangan pekerjaan, layanan umum dan lain-lain.
V.
PEMBAHASAN
Dalam acara II yang berjudul stracked
dan piramida penduduk ini, bahasannya tak lain adalah bagaimana membuat
stracked bar dan piramida penduduk baik secara digital .
Dalam membuat stracked bar digital,
yang perlu diingat oleh pembuat stracked adalah rumus yang harus dimasukkan dan
diolah sebagai langkah membuat stracked. Sebab, jika salah memasukkan rumus
maka akibatnya pun fatal.
Jika dalam membuat stracked digital
sebagaimana yang telah diterangkan yaitu memakai rumus tertentu.
Setelah selesai membuat stracked,
langkah selanjutnya dalam praktikum adalah membuat piramida penduduk. Dalam
piramida penduduk tentunya variabel laki-laki dan perempuan harus ada. Selain
itu umur juga wajib ada dan yang paling penting adalah data jumlah penduduk.
Dengan siapnya data untuk membuat
piramida penduduk, maka dapat diperoleh sebuah piramida hasil dari langkah yang
hampir sama seperti praktikum sebelumnya.
Selain secara digital, seperti yang
telah disebutkan dalam praktikum acara II ini juga diajarkan membuat strcked.
Dalam membuat stracked digital, pembuat hanya memplot data dan kemudian dibuat
piramida penduduk seperti pada hasil langkah pembuatan stracked digital.
Kemudian di masukkan kedalam arcgis
dan di buat persebaran menurut jenis kelamin pada daerah tertentu. Dengan cara
mengganti format dari excel ke xls. Kemudian di add data di arcgis .
VI.
KESIMPULAN
:
1.
Kabupaten Karanganyar memiliki 17 kecamatan,
jumlah penduduk tertinggi ada di kecamatan Jaten dan terendah ada di kecamatan
Jatipuro.
2.
Faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah penduduk adalah wilayah,
infrastruktur, lapangan pekerjaan, tingkat kelahiran dan angka kematian.
ACARA
III
PETA
SATUAN LAHAN
I.
TUJUAN
5.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi data
menurut jenis dan kegunaannya.
6.
Mahasiswa mampu mencari data menurut
ketentuannya.
7.
Mahasiswa mampu memahami dan membuat
peta tematik.
8.
Mahasiswa mampu membaca diagram yang
disimbolkan dalam penjabaran suatu wilayah obyek seusai dengan data yang telah
ada.
II.
ALAT
DAN BAHAN
4.
Data BPS (Badan Pusat Statistik)
5.
Hardware : computer
6.
Software : Microsoft Excel, ArcGIS
III.
DASAR
TEORI
Lahan merupakan Bagian dari bentang alam (landscape) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik (iklim, topografi, hidrologi, bahkan
keadaan fegetasi alami) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan.
Malingreau (1977) dalam Muryono (2005:6) mengemukakan bahwa
Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang ciri -cirinya mencakup
semua pengenal yang bersifat cukup mantab dan dapat diduga berdasarkan daur
dari biosfer, tanah, air, populasi manusia pada masa lampau dan masa kini
sepanjang berpengaruh atas penggunaan lahan pada masa kini dan masa yang akan
datang.
Lahan menurut Aldrich (1981) dalam Rita (2007 :16) lahan
merupakan material dasar dari suatu lingkungan yang diartikan berkaitan dengan
sejumlah karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah, topografi, hidrologi
dan biologi.
Lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik.
Sifat-sifat lahan (land characteristics) adalah atribut atau keadaan
unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah,
struktur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan,
temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. (Djaenudin, dkk
1993) dalam Muryono (2008: 6).
Burrough (1986) mendefinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan
kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang
berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan (Aini, 2009).
Ø Lereng
Unntuk klasifikasi kemampuan lahan maka lereng dapat dibedakan kedalam
beberapa kelas yaitu
·
Datar (0-3%)
·
Landai (3-8%)
·
Agak miring (8-15%)
·
Miring (15-30%)
·
Agak curam (30-45%)
·
Curam (45-65%)
·
Sangat curam (>65%)
Ø
Jenis Tanah
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis
tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah
yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a.
Tanah Humus
Tanah humus adalah
tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan
tropis yang lebat.
b. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah
tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku
serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
c. Tanah Alluvial / Tanah Endapan.
Tanah aluvial adalah
tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah
yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
d. Tanah Podzolit.
Tanah podzolit adalah
tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi
dan bersuhu rendah / dingin.
e. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi.
Tanah vulkanis adalah
tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur
mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar
lereng gunung berapi.
f. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah
tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara
tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh :
Kalimantan Barat dan Lampung.
g. Tanah Mediteran / Tanah Kapur.
Tanah mediteran adalah
tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur.
Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
h. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah
jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil
bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Ø Penggunan Lahan (Landuse)
Penggunaan lahan merupakan
bentuk campur tangan manusia terhadap lahan untuk
memenuhi sebagian dari kebutuhan hidupnya. Meskipun faktor campur
tangan manusia relatif kuat, tetapi di dearah (misalnya di Indonesia) terdapat
kecenderungan bahwa manusia menyesuaikan diri
dengan kondisi lahannya. Topografi (relief), ketersediaan air, dan sifat-sifat
tanah merupakan faktor dominan yang mendorong manusia
cenderung beradaptasi dengan mengembangkan bentuk
penggunaan lahan yang lebih sesuai.
Faktor-faktor tersebut diatas
biasanya berkaitan dengan ekspresi medan yang
tampak lebih jelas pada citra . Medan atau terrain , menurut
Townshend (1981) dapat diartikan sama dengan lahan, sehingga satuan medan
biasanya sudah memuat informasi mengenai penggunaan lahan. sedangkan
Huizing et al (1990) cenderung mengartikan pada faktor fisiknya ,
sehingga pendefinisian medan dalam ‘kacamata’ geomorfologi dapatlah diterima.
Dengan melihat kaitan ekologis
antara bentuk penggunaan lahan dan faktor-faktor tersebut, maka
interpretasi citra untuk pemetaan penggunaan lahan dapat menggunakan
analisis medan.
Klasifikasi penggunaan lahan
merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan
penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya
data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami. Sedangkan para
ahli berpendapat Penggunaan lahan yaitu segala macam campur tangan
manusia, baik secara menetap maupun berpindah – pindah terhadap suatu kelompok
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan,
dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun
kedua – duanya (Malingreau, 1978).
Pengelompokan objek-objek ke dalam
klas-klas berdasarkan persamaan dalam sifatnya, atau kaitan antara objek-objek
tersebut disebut dengan klasifikasi. Menurut Malingreau (1978), klasifikasi
adalah penetapan objek-objek kenampakan atau unit-unit menjadi
kumpulan-kumpulan di dalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan
berdasarkan sifat-sifat yang khusus berdasarkan kandungan isinya. Klasifikasi
penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila
data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan
klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami.
Sistem klasifikasi yang digunakan
adalah klasifikasi penggunaan lahan menurut Malingreau dan Christiani, 1981.
Contoh klasifikasi adalah sebagai berikut:
Table 1.2 klasifikasi Liputan Lahan/ Penggunaan
Lahan Menurut Malingreau
Jenjang I
|
Jenjang II
|
Jenjang
III
|
Jenjang IV
|
Simbol
|
1. Daerah
Bervegetasi
|
A. Daerah
Pertanian
|
1. Sawah
Irigasi
|
Si
|
|
2. Sawah
Tadah Hujan
|
St
|
|||
3. Sawah
Lebak
|
Sl
|
|||
4. Sawah
pasang surut
|
Sp
|
|||
5. Ladang/Tegal
|
L
|
|||
6. Perkebunan
|
- Cengkeh
|
C
|
||
- Coklat
|
Co
|
|||
- Karet
|
K
|
|||
- Kelapa
|
Ke
|
|||
- Kelapa
Sawit
|
Ks
|
|||
- Kopi
|
Ko
|
|||
- Panili
|
P
|
|||
- Tebu
|
T
|
|||
- Teh
|
Te
|
|||
- Tembakau
|
Tm
|
|||
7. Perkebunaan
Campuran
|
Kc
|
|||
8. Tanaman
Campuran
|
Te
|
|||
B. Bukan
Daerah Pertanian
|
1. Huatan
lahan kering
|
- Hutan
bambu
|
Hb
|
|
- Hutan
campuran
|
Hc
|
|||
- Hutan
jati
|
Hj
|
|||
- Hutan
pinus
|
Hp
|
|||
- Hutan
lainnya
|
Hl
|
|||
2. Hutan
lahan basah
|
- Hutan
bakau
|
Hm
|
||
- Hutan
campuran
|
Hc
|
|||
- Hutan
nipah
|
Hn
|
|||
- Hutan
sagu
|
Hs
|
|||
3. Belukar
|
B
|
|||
4. Semak
|
S
|
|||
5. Padang
Rumput
|
Pr
|
|||
6. Savana
|
Sa
|
|||
7. Padang
alang-alang
|
Pa
|
|||
8. Rumput
rawa
|
Rr
|
|||
II. Daerah
tak bervegetasi
|
C. Bukan
daerah pertanian
|
1. Lahan
terbuka
|
Lb
|
|
2. Lahar
dan Lava
|
Ll
|
|||
3. Beting
Pantai
|
Bp
|
|||
4. Gosong
sungai
|
Gs
|
|||
5. Gumuk
pasir
|
Gp
|
|||
III.
Permukiman dan lahan bukan pertanian
|
D. Daerah
tanpa liputan vegetasi
|
1. Permukiman
|
Kp
|
|
2. Industri
|
In
|
|||
3. Jaringan
jalan
|
||||
4. Jaringan
jalan KA
|
||||
5. Jaringan
listrik tegangan tinggi
|
||||
6. Pelabuhan
udara
|
||||
7. Pelabuhan
laut
|
||||
IV.
Perairan
|
E. Tubuh
perairan
|
1. Danau
|
D
|
|
2. Waduk
|
W
|
|||
3. Tambak
ikan
|
Ti
|
|||
4. Tambak
garam
|
Tg
|
|||
5. Rawa
|
R
|
|||
6. Sungai
|
||||
7. Anjir
pelayaran
|
||||
8. Saluran
irigasi
|
||||
9. Terumbu
karang
|
||||
10. Gosong pantai
|
Ø Kemampuan Lahan
Lahan yang dimanfaatkan oleh manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan yang
berbeda. Untuk mengetahui kemampuan suatu lahan maka diperlukan klasifikasi
kemampuan lahan. Klasifikasi kemampuan lahan (land capability classiication)
adalah penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan
pengelompokkanya ke dalam kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan
potensi dan penghambat dalam pengunaanya secara lestai kemampuan disini
dipandang sebagai kapasitas lahan itu sendiri untuk suatu macam atau tingkat
penggunaan umum.
Menurut nockensmith dan steel (1943) dan klingebel dan montgomery (1973)
klasifikasi kemampuan lahan terdiri dari 3 kategori utama yaitu kelas subkelas
dan satuan kemampuan
1. Kelas
Pengelompokan di dalam
kelas didasarkan atas intensitas faktor penghambat.Tanah dikelompokkan ke dalam
delapan kelas yang di tandai dengan huruf romawi I sampai VIII. Ancaman kerusakan
atau hambatan meningkat berturut-turun dari kelas I sampai kelas VIII.
Klas I – IV dapat
digunakan untuk sawah, tegalan atau tumpangsari
Klas V untuk tegalan
atau tumpangsari dengan tindakan konservasi tanah
Klas VI untuk hutan
produksi
Klas VII untuk hutan
produksi terbatas
Klas VIII untuk hutan
lindung
2. Subkelas
Pengelompokan dalam sub
kelas berdasarkan atas jenis faktor penghambat atau ancaman kerusakan. Jadi sub
kelas adalah pengelompokan unit kemampuan lahan yang mempunyai jenis hambatan
atau ancaman dominan yang sama. Jika dipergunakan untuk pertanian sebagai
akibat sifat-sifat tanah, relief, hidrologi dan iklim.
e : ancaman erosi
w :
ancaman banjir
s :
hambatan daerah perakaran
Ø Kesesuaian Lahan
Pada prinsipnya klasifikasi kesesuaian lahan dilaksanakan dengan cara
memadukan antara kebutuhan tanaman atau persyaratan tumbuh tanaman dengan
karakteristik lahan. Oleh karena itu klasifikasi ini sering juga disebutspecies
matching. Klas kesesuaian lahan terbagi menjadi empat tingkat, yaitu :
sangat sesuai (S1), sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N).
Sub Klas pada klasifikasi kesesuaian lahan ini juga mencerminkan jenis
penghambat. Ada tujuh jenis penghambat yang dikenal, yaitu e (erosi), w
(drainase), s (tanah), a (keasaman), g (kelerengan) sd (kedalaman tanah) dan c
(iklim). Pada klasifikasi kesesuaian lahan tidak dikenal prioritas penghambat.
Dengan demikian seluruh hambatan yang ada pada suatu unit lahan akan disebutkan
semuanya. Akan tetapi dapat dimengerti bahwa dari hambatan yang disebutkan ada
jenis hambatan yang mudah (seperti a, w, e, g dan sd) atau sebaliknya hambatan
yang sulit untuk ditangani (c dan s).
Ø Bentuk Lahan.
bentuk lahan dapat di
kelompokan kedalam beberapa bagian sebagai berikut:
a.
Bentuk lahan asal struktural.
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses
tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik)
ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk
lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan
structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural
masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan
dari penyebaran reliefnya.
b.
Bentuk lahan asal vulkanik.
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma
yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai
bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api
lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan,
kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa
bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock,
dan sebagainya.
c. Bentuk Lahan Asal Fluvial
Bentukan asal fluvial
berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa
pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi
lembah, ledok, dan dataran alluvial. Proses penimbunan bersifat meratakan pada
daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai
relief yang rata atau datar.
Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan
daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang
lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi
alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada
genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan,
dan penimbunan.
d. Bentuk Lahan Asal Marin
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan
pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine
berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine
dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa
ratus meter saja.
Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu
pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering
mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa
gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
e. Bentuk Lahan Asal Pelarutan (Karst)
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai
karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan
batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping,
meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh batugamping.
f.
Bentuk Lahan Asal Glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini,
kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial
dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
g.
Bentuk Lahan Asal Aeolean (Angin)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari
bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan,
dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan
menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).
Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
·
Tersedia material berukuran pasir
halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak
·
Adanya periode kering yang panjang
disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut
·
Gerakan angin tidak terhalang oleh
vegetasi atau obyek lainnya.
h.
Bentuk Lahan Asal Denudsional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses
pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua
proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan
menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang
berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke
daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi
atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan
relief.
IV.
LANGKAH KERJA
1. Add
data , pilih kec jateng dan DIY
2. Add
data kontur jateng DIY kemudian selection
3. Export
data kecamatan toroh, dan clip kontur kedalam kecamatan toroh, jadikan satu
folder
4. Akan
muncul seperti gambar , kemudian klik arctoolbox
5. Pilih
raster interpolation-topotoraster ( input:kontur , output : topotoraster)
6. Muncul
seperti gambar diatas
7. Klik
3D analisis – raster surface – slope (input : topotoraster , output: slope,
degree di ganti percent_rise
8. Slope
klik kanan ( klasifikasi persen di centang dan ganti 3,8,15,25,40,100
9. 3D
analisis – raster reclass – reclasify (input: slope, output : reclasify
10. Kemudian
conversition tools – from raster – raster to polygon
11. Kemudian
klik kanan pada polygon table attribute di tambahi luas
12. Klik
data management tools – generalization – eliminated ( input: polygon , output :
eliminated. Jangan ok dulu, klik selection-select attribute <= 10. Lakukan 3
kali
13. Cartography
tool – generalized- smooth polygon
14. Klip
( input : smooth , ouput : toroh, output: lereng_toroh
15. Selesai
kemudian di layout seperti sebelumnya
Langkah kerja pembuatan landuse
1. Add
data kec.jateng,landuse jateng
2. Selection
,kemudian select by atribute.
3. Isi
pada kolom atas batas kecamatan ,kemudian pada kotak kosong bawah di isi dengan
cara klik kecamatan = pilih kecamatan yang kamu inginkan tadi.
4. Lalu
diexport data ,klik kanan pada batas kecamatan – properties – data – export
data ,simpan pada satu folder yang sudah ditentukan.
5. Lalu
clip kecamatan yang sudah ditentukan ,klik geoprosesing – clip. Isi input
dengan landuse dan output dengan kecamatan yang di exsport.
6. Maka
hasil akan seperti diatas. Dan remove data landuse jateng pada layer kalian.
Dan clear selected.
7. Lalu
kilk kanan pada layer yang sudah di clip,pilih open atribut table.
8. Akan
muncul jendela baru , klik table options – add fild – akan mncul jendela
baru,isi kolom atas degan klasifikasi
pada kolom bawah dengan text
9. Isi
kolom yang tadi dbuat dengan lahan yang sesuai klasifikasi menurut para ahli
yang kalilan jadikan patokan kalian
10. Setelah
kolom sudah terisi dengan klasifikasi landuse yang kalian isi.
11. Lalu
pada layer yang sudah di clip tadi klik kanan properties – simbologi –
categiries – pada valeu feld isi dengan nama yang klian buat pada atribute
table. Pilih warna yang kalian inginkan ,lalu ok.
12. Maka
gambar akan seperti diatas
Langkah
kerja peta jenis tanah
LANGKAH KERJA
1. Add
data kec.jateng,peta jenis tanah jateng.
2. Selection
,kemudian select by atribute.
3. Isi
pada kolom atas batas kecamatan ,kemudian pada kotak kosong bawah di isi dengan
cara klik kecamatan = pilih kecamatan yang kamu inginkan tadi.
4. Lalu
diexport data ,klik kanan pada batas kecamatan – properties – data – export
data ,simpan pada satu folder yang sudah ditentukan.
5. Setelah
di export lalu remove layer batas kecamatan
jateng.
6. Lalu
clip kecamatan yang sudah ditentukan ,klik geoprosesing – clip. Isi input
dengan jenis tanah dan output dengan kecamatan yang di exsport.
7. Maka
hasil akan seperti diatas. Dan remove data jenis tanah jateng pada layer
kalian. Dan clear selected.
8. Lalu
kilk kanan pada layer yang sudah di clip,pilih open atribut table.
9. Akan
muncul jendela baru , klik table options – add fild – akan mncul jendela
baru,isi kolom atas degan ID_TANAH pada
kolom bawah dengan text
10. Isi
kolom diatas dengan nama tanah yang sudah ada tapi disingkat aja,jangan lupa
lohh,dikasih tanda petik sebelum dinamai
11. Lalu
pada layer jenis tanah klik kanan – properties
12. Akan
muncul jendela baru ,klik simbologi – categories – pada valeu fild kasih
ID_TANAH, lalu add all valeu dan oke
13. Maka
akan muncul warna ,dan menandakan jenis tanah pada kecamatan tsb
Langkah
Kerja satuan lahan
1.
Add data landsystem jateng yang sudah di download. Kemudian klik arc tool
box pilih data management tool-projection and transformasi- define project,
input isi LS_jateng , coordinate pilih GCS_49S.
2. Klik
arc tool box – data management tools- projection and transformasi – feature-
project. Input Ls_jateng , input coordinate gcs_wgs_1984, output Ls_jateng_utm,
output coordinate WGS_1984_UTM_Zone_49s
3. Kemudian
add data LS_JATENG UTM yang tadi dibuat.
4. Kemuadian
add data lereng_toroh , jenis_tanah , landuse
5. Kemudian
klik geoprocessing – clip ( input ls_jateng, clip lereng_toroh, output
landfrom) , begitu juga dengan landuse dan jenis tanah harus clip.
6. Akan
muncul seperti gambar di bawah ini
7. Kemudian
klik kanan lereng_toroh- open attribute tambahkan tabel atau add field-
8. Name
: klas_lereng , type :text . lenght : 15 . ok
9. Klik
kanan pada klas_lereng – selection (gridecode=1) –klik kanan klas_lereng – add
field – isi dengan nomor romawi “I” . (itu dilakukan diulangi dari satu sampai
IV)
10. Kemudian
geoprocessing-dissolve-(input:lereng_toroh , output: dis_lereng , ok) kemudian
dissolve lagi landuse , jenis tanah, dan landsystem
11. Kemudian
klik geoprocessing – intersect- (input : dis_macamtanah ,dis_landuse,
dis_landform,dis_lereng ) harus urut agar sesuai
12. Kemudian
satuan lahan klik kanan open attribute table
13. Add
fiel menambah table, isi ( name: sat_lahan, type:text , lenght : 15
14. Sat_lahan
klik kanan pilih field calculator isi urut seperti gambar di bawah .
15. Selesai
V.
PEMBAHASAN
Pada
acara terakhir ini tentang satuan lahan, dimana kita membuat pembahasan tentang
kemiringan lereng, landuse, jenis tanah, bentuk lahan serta satuan lahan. Di
kawasan gunugn kendeng tepatnya di kecamatan toroh kabupaten grobogan ini ada
beberapa jenis tanah .
Toroh
sendiri bentuk lahan atau bentuk daerahnya perbukitan, sehingga kemiringan
lereng di daerah ini sngat banyak, ada pula jenis tanah di daerah Toroh sangat
beragam , penduduk disini memiliki penghasilan di bidang pertanian . seperti
padi, jagung tembakau, dll. Karena
daerah ini sangat cocok untuk bercocok tanam , tanah yang beragam membuat
wilayah ini mudah untuk bercocok tanam.
Intesitas
hujan didaerah toroh juga lumayan tinggi, beda dengan wilayah lain, karena
letak kecamatan toroh sangat tinggi dari daerah lain yang mayoritas dataran.
Lahan di daerah toroh yang bebas atau belum terpakai juga masih banyak, padahal
daerah kecamatan toroh memiliki luas terbesar kedua di kabupaten grobogan.
VI.
KESIMPULAN
1.
Dapat mengetahui jenis tanah dengan
menggunakan aplikasi Arcgis.
2.
Dapat mengaplikasikan persebaran jenis
tanah di daerah toroh dengan menggunakan peta
3.
Di daerah kecamatan toroh separuhnya
tanah kompleks regosol kelabu dan regosol kelabu tua
.
No comments:
Post a Comment