ACARA
III
PERHITUNGAN
HUJAN RERATA WILAYAH
I.
TUJUAN
Memberikan
pemahaman mengenai teknik perhitungan hujan rerata wilayah serta memberikan
keterampilan bagi praktikan dalam menghitung data hujan rerata wilayah dengan
beberapa metode, yakni sebagai berikut :
1.
Menghitung curah hujan dengan metode
rata-rata aritmatik.
2.
Menghitung curah hujan dengan teknik Poligon
(Thiessen Polygon)
3.
Menghitung curah hujan dengan teknik Isohyet
(Isohyetal)
II.
ALAT
DAN BAHAN
1. Data
curah hujan
2. Alat
tulis
3. Kalkulator
4. Kertas
milimer blok
5. Penggaris
6. Peta
DAS (Daerah Aliran Sungai)
III.
DASAR
TEORI
Data jumlah
curah hujan (CH) rata-rata untuk suatu daerah tangkapan air (catchment area) atau Daerah Aliran
Sungai (DAS) merupakan informasi yang sangat diperlukan oleh pakar bidang
hidrologi. Dalam bidang pertanian data CH sangat berguna, misalnya untuk
pengaturan air irigasi, mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran
permukaan (run off).
Untuk dapat
mewakili besarnya CH di suatu wilayah/daerah diperlukan penakar CH dalam jumlah
yang cukup. Semakin banyak penakar dipasang di lapangan diharapkan dapat
diketahui besarnya rata-rata CH yang menunjukkkan besarnya CH yang terjadi di
daerah tersebut. Disamping itu, juga diketahui variasi CH di suatu titik
pengamatan.
Menurut
(Hutchinson, 1970 ; Browning, 1987 dalam Asdak C. 1995) ketelitian hasil
pengukuran CH tergantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya diperlukan
semakin banyak lagi penakar CH bila kita mengukur CH di suatu daerah yang
variasi curah hujannya besar. Ketelitian akan semakin meningkat dengan semakin
banyak penakar yang dipasang, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan
banyak waktu dan tenaga dalam pencatatannya di lapangan.
Curah hujan yang
diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian
banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan
curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan
daerah dan dinyatakan dalam mm.
Dengan melakukan
penakaran pada suatu stasiun hujan hanyalah didapat curah hujan di suatu titik
tertentu. Bila dalam suatu area terdapat penakar curah hujan, maka untuk
mendapatkan harga curah hujan areal adalah dengan mengambil harga rata-ratanya.
Terdapat tiga metode yang dapat
digunakan untuk menghitung curah hujan rerata daerah yaitu :
1. Metode
Rerata Aritmatik
Metode
ini yang paling sederhana dalam perhitungan curah hujan daerah. Metode ini
cocok untuk kawasan dengan topografi rata atau datar, alat penakar tersebar
merata/ hampir merata, dan cocok untuk kawasan dengan topografi rata atau
datar, dan harga individual curah hujan tidak terlalu jauh dari harga
rata-ratanya. Hujan daerah diperoleh dari persamaan berikut (Suripin, 2004
:27).
P
=
)/ n
Dengan P1, P2,
Pn adalah curah hujan yang tercatat di pos penakar hujan 1,2,......n
dan n adalah banyaknya pos penakar hujan atau bisa juga dalam bentuk
perhitungan seperti ini :
Rata-rata CH = (
Dimana Ri = besarnya CH
pada stasiun i.
n = jumlah penakar (stasiun)
2.
Metode Poligon Thiessen
Cara ini untuk daerah yang tidak
seragam dan variasi CH besar. Menurut Shaw (1985) cara ini tidak cocok untuk
daerah bergunung dengan intensitas CH tinggi. Dilakukan dengan membagi suatu
wilayah (luasnya A) ke dalam beberapa daerah-daerah membentuk poligon (luas
masing-masing daerah ai). Untuk menghitung curah hujan rata-rata cara poligon
menggunakan persamaan :
Penjelasan
metode Poligon Thiessen ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut :


Penentuan atau pemilihan metode curah
hujan daerah dapat dihitung dengan parameter luas daerah tinjauan sebagai
berikut (Sosrodarsono, 2003: 51) :
1.
Untuk daerah tinjauan dengan luas 250 ha
dengan variasi topografi kecil diwakili oleh sebuah stasiun pengamatan.
2.
Untuk daerah tinjauan dengan luas
250-50.000 ha yang memiliki 2 atau 3 stasiun pengamatan dapat menggunakan
metode rata-rata aljabar.
3.
Untuk daerah tinjauan dengan luas
120.000 – 500.000 ha yang memiliki beberapa stasiun pengamatan tersebar cukup
merata dan dimana curah hujannya tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi
topografi dapat menggunakan metode rata-rata aljabar, tetapi jika stasiun
pengamatan tersebar tidak merata dapat menggunakan metode Thiessen.
4.
Untuk daerah tinjauan dengan luas lebih
dari 500.000 ha menggunakan metode Isohiet atau metode potongan antara.
3.
Metode Garis-garis Isohyet
Metode ini memperhitungkan secara
aktual pengaruh tiap-tiap pos penakar hujan. Metode ini cocok untuk daerah
berbukit dan tidak teratur dengan luas lebih dari 5000 km2. Hujan
rerata daerah dihitung dengan persamaan berikut (Suripin, 2003:30)

Penjelasan
garis Isohyet dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :
Gambar 1. Garis Isohyet
Cara ini dipandang paling baik, tetapi
bersifat subjektif dan tergantung pada ketelitian, pengalaman, pengetahuan
pemakai terhadap sifat curah hujan pada daerah setempat. Isohit adalah garis
pada peta yang menunjukkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama.

Dalam metode isohyet ini wilayah
dibagi dalam daerah-daerah yang masing-masing dibatasi oleh dua garis isohit
yang berdekatan, misalnya Isohit 1 dan 2 atau (I1-I2) dalam suatu peta kita
bisa menggunakan planimeter. Secara
sederhana bisa juga menggunakan kertas milimeter block dengan cara menghitung
kotak yang masuk dalam batas daerah yang diukur.
IV.
LANGKAH
KERJA
Dalam
melakukan perhitungan hujan rerata wilayah dengan tiga metode kali ini perlu
diperhatikan beberapa langkah yang harus dilakukan pada saat melakukan
perhitungan.
1.
Gambar kembali peta DAS (Daerah Aliran
Sungai) yang telah diberikan oleh asisten pembimbing ke dalam kertas milimeter
block
2.
Kemudian hitunglah data hujan rerata
wilayah dengan tiga metode, yakni Aritmatik, Poligon Thiessen dan Isohyet
dengan waktu periode tiga tahun (Tahun 2000, 2005 dan 2010)
V.
HASIL
PRAKTIKUM
|
Tahun
|
St. A
|
St. B
|
St. C
|
St. D
|
St. E
|
St. F
|
||
|
1998
|
254
|
544
|
454
|
549
|
794
|
575
|
||
|
1999
|
542
|
543
|
544
|
415
|
576
|
774
|
||
|
2000
|
505
|
554
|
549
|
564
|
549
|
485
|
||
|
2001
|
594
|
544
|
524
|
571
|
755
|
524
|
||
|
2002
|
545
|
524
|
144
|
294
|
457
|
435
|
||
|
2003
|
354
|
547
|
274
|
574
|
744
|
544
|
||
|
2004
|
540
|
548
|
443
|
395
|
521
|
409
|
||
|
2005
|
524
|
514
|
528
|
509
|
444
|
524
|
||
|
2006
|
541
|
504
|
581
|
743
|
245
|
525
|
||
|
2007
|
544
|
564
|
224
|
548
|
556
|
565
|
||
|
2008
|
525
|
354
|
532
|
364
|
562
|
537
|
||
|
2009
|
424
|
574
|
552
|
464
|
487
|
504
|
||
|
2010
|
561
|
534
|
474
|
535
|
404
|
491
|
||
|
2011
|
274
|
543
|
528
|
592
|
571
|
655
|
||
|
Jumlah
|
6727
|
7391
|
6351
|
7117
|
7665
|
7547
|
||
1. Metode Aritmatika
a. Gambar
DAS dan 6 stasiun
b. Perhitungan metode Aritmatika
= 6727 + 7391 + 6351 + 7117 + 7665 + 7547
6
= 7133
2. Metode
Polygon Thiessen
a. Gambar
polygon
b.
VI.
PEMBAHASAN
Dalam
perhitungan hujan rerata wilayah ada tiga metode yang digunakan, metode pertama
adalah metode aritmatika, metode kedua adalah metode polygon thiessen dan
metode ketiga adalah metode Isohyet.
Metode
aritmatika merupakan metode perhitungan sederhana yang mana jumlah rata-rata
stasiun dibagi jumlah stasiun. Dalam perhitungan yang telah dilakukan untuk data yang tercantum dalam hasil
praktikum memiliki hasil 509,5.
Metode
Polygon Thiessen merupakan metode mencari rerata curah hujan dengan menggunakan
polygon. Sebelum polygon terbuat, dalam penggunaan metode ini praktikan membuat
segitiga terlebih dhulu untuk menggabungkan stasiun-stasiun yang menjadi objek
perhitungan. Dari segitiga kemudian dibuat garis berat dan selanjutnya polygon
terbentuk. Dalam perhitungan yang menggunakan metode ini praktikan menghasilkan
rerata 539 untuk tahun 2000; 505,5 untuk tahun 2005 dan 530,4 untuk tahun 2011.
Metode
Isohyet merupakan metode dengan menggunakan garis kontur dalam langkah
perhitungannya. Nilai kontur yang sama di dekat stasiun-stasiun dihubungkan
sesuai nilai kontur masing-masing membentuk garis kontur. Setelah garis kontur
diperoleh, antara dua garis kontur yang ada dihitung luasannya. Setelah luasan
diperoleh, tahap selanjutnya yaitu mengisi rumus yang telah ditentukan dengan
data yang telah didapat. Dari perhitungan diperoleh hasil 4358 untuk tahun
2000, 4016 untuk tahun 2005 dan 4414,25 untuk tahun 2011.
VII.
KESIMPULAN
Dalam
perhitungan hujan rerata wilayah, metode yang digunakan ada tiga. Tiga metode
tersebut antara lain Aritmatika, Polygon Thiessen dan Isohyet. Dari data yang
telah diperoleh kemudian dihitung reratanya, secara keseluruhan hasilnya
berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mungkin ada yang salah dalam
perhitungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2014. Perhitungan Hujan Rerata Wilayah. Fakultas Geografi :Modul
Praktikum
No comments:
Post a Comment