Cari

HIMET ACARA IX



ACARA IX
EVAPOTRANSPIRASI TURC

I.              TUJUAN
Memberikan pemahaman tentang evapotranspirasi, serta memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam melakukan perhitungan dengan berbagai metode perhitungan evapotranspirasi yang ada, khususnya metode perhitungan evapotranspirasi TURC.

II.           ALAT DAN BAHAN
1.      Data klimatologi (kecamatan Jumantono, Stasiun PUSLITBANG FP UNS, Karanganyar)
2.      Alat tulis
3.      Kalkulator

III.        DASAR TEORI
Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologi vegetasi. Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara evaporasi (penguapan air berasal dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi) dan transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer melalui vegetasi). Beda antara intersepsi dan transpirasi adalah pada proses intersepsi air yang diuapkan kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang tertampung sementara pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi, sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui tajuk vegetasi sebagai hasil proses fisiologi vegetasi.
Pada siklus hidrologi menunjukan bahwa evapotranspirasi (ET) adalah jumlah dari beberapa unsur seperti pada persamaan matematik berikut :
ET = T + It + Es + Eo
T = transpirasi vegetasi, It = Intersepsi total, Es = Evaporasi dari tanah,batuan dan jenis permukaan tanah lainnya, dan Eo = Evaporasi permukaan air terbuka seperti sungai, danau dan waduk. Untuk tegakan hutan, Eo dan Es biasanya diabaikan dan ET = T + It. Bila unsur vegetasi dihilangkan, ET = Es.
Faktor-Faktor Penentu Evapotranspirasi
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap besarnya evapotranspirasi, maka dalam hal ini evapotranspirasi perlu dibedakan menjadi evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, sementara AET dipengaruhi oleh fisiologi tanaman dan unsur tanah.
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi PET adalah radiasi panas matahari dan suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara umum besarnya PET akan meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari, kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar.
Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah melalui proses fotosintesis. Dalam mengatur hidupnya, tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan. Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara langsung berkaitan dengan intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Suhu yang akan mempengaruhi PET adalah suhu daun dan bukan suhu udara di sekitar daun. Pengaruh angin terhadap PET akan melalui mekanisme dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula laju evapotranspirasinya. Dibandingkan dengan pengaruh radiasi panas matahari, pengaruh angin terhadap laju ET adalah lebih kecil (de Vries and van Duin dalam Ward, 1967).
Kelembaban tanah juga ikut mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi. Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang tidak kekurangan suplai air (Penman, 1956 dalam Ward, 1967). Dengan kata lain evapotranspirasi (potensial) berlangsung ketika kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting point dan field capacity. Karena ketersediaan air dalam tanah tersebut ditentukan oleh tipe tanah, dengan demikian, secara tidak langsung peristiwa PET juga dipengaruhi oleh faktor potensial.
Turc telah mengembangkan sebuah metode penentuan evapotranspirasi potensial yang didasarkan pada penggunaan faktor-faktor klimatologi yang paling sering diukur, yaitu kelembaban relatif dan temperatur udara.
Nilai Eo dapat dicari dengan :
Eo = 326 + 21T + 0,9 T2
Keterangan :
P   = curah hujan tahunan
E   = evapotranspirasi (mm/th)
Eo = evaporasi (mm/th)
T   = rerata temperatur tahunan
Rumus yang asli [oleh/dengan] TURC sebagai berikut :
Dimana :
Ep = evaporasi potensial
P   = presipitasi (mm/10days)
LTC= Evaporative demand of the atmosphere, calculated according to :
T   = Average air temperature (°C) at 2m
Hsh= incoming short-wave radiation (cal cm-2 day-1)
IV.         ­­­LANGKAH KERJA
1.      Menyiapkan data suhu dan radiasi gelombang pendek.
2.      Membuat tabel hasil perhitungan.
3.      Mengisi tabel dengan data yang telah disiapkan.
4.      Melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus yang diketahui.
5.      Memasukkan hasil ke dalam tabel perhitungan.
6.      Membahas hasil perhitungan.
7.      Menyimpulkan.


V.            HASIL PRAKTIKUM
Bulan
TÂșC
HSH
Ep
Januari
27
491,74
139,3
Februari
26,90
440,16
125,87
Maret
27
447,5
127,93
April
26,90
537,86
150,96
Mei
27,30
524,13
148,22
Juni
26,50
510,88
143,26
Juli
26,60
487,7
137,53
Agustus
26,30
563,9
156,37
September
27,20
591,77
165,46
Oktober
27,60
614,38
172,18
Nopember
26,90
544,35
152,63
Desember
26,20
469,24
132,08

VI.         PEMBAHASAN
Dalam acara terakhir ini, seperti yang ada pada judul yaitu Evapotranspirasi Turc maka yang menjadi bahasan kali ini adalah tentang metode Turc.
Telah kita ketahui bahwa metode perhitungan evapotranspirasi antara lain Penman, Thornwaite, Jensen-Haise dan Turc yang menjadi bahasan dalam acara ini.
Dalam metode Turc, data yang digunakan sama seperti data yang digunakan dalam perhitungan evapotranspirasi metode Jensen-Haise. Yaitu data suhu dan radiasi gelombang pendek.
Akan tetapi, berbeda dengan metode Jensen-Haise yang harus mengalikan dengan jumlah hari dalam bulan untuk mencari evapotranspirasi bulanan untuk metode ini cukup menerapkan rumus saja.


Rumus yang digunakan dalam meode ini adalah 0,4 x T/T+15 (HSH + 50). Sebagai contoh penerapannya adalah ssebagai berikut :
-       MEI
Ep = 0,4 x 27,3/ 27,3+15 (524,13+50)
 = 148,22 mm/bulan
Dari contoh yang disebutkan, dapat diketahui secara pasti bahwa dalam metode Turc ini tidak memerlukan pengalian dengan jumlah hari tiap bulannya.
Dengan demikian, berarti metode ini lebih praktis jika digunakan untuk menghitung evapotranspirasi bulanan.

VII.      KESIMPULAN
1.      Evapotranspirasi dapat dicari dengan metode Turc selain menggunakan metode Penman, Thornwaite dan Jensen-Haise.
2.      Evapotranspirasi Turc dihitung dengan menyiapkan data suhu dan radiasi gelombang pendek. Hal ini sama seperti metode Jensen-Haise,
3.      Meskipun dalam metode Turc data yang digunakan sama seperti metode Jensen-Haise, dalam metode ini tidak perlu mengalikan dengan total hari dalam bulan untuk mencari evapotranspirasi bulanan seperti dalam metode Jensen-Haise.
4.      Rumus yang digunakan dalam metode Turc adalah sebagai berikut :
Ep = 0,4 x T/T+15 (HSH + 50)
Sebagai contoh penerapannya adalah sebagai berikut:
-       MEI
Ep = 0,4 x 27,3/ 27,3+15 (524,13+50)
 = 148,22 mm/bulan


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Modul Praktikum Hidrometeorologi. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

HIMET ACARA VIII



ACARA VIII
EVAPOTRANSPIRASI JENSEN-HAISE

I.              TUJUAN
Memberikan pemahaman tentang evapotranspirasi, serta memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam melakukan perhitungan dengan berbagai metode perhitungan evapotranspirasi yang ada, khususnya metode perhitungan evapotranspirasi Jensen-Haise.

II.           ALAT DAN BAHAN
1.      Data klimatologi (kecamatan Jumantono, Stasiun PUSLITBANG FP UNS, Karanganyar)
2.      Alat tulis
3.      Kalkulator

III.        DASAR TEORI
Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologi vegetasi. Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara evaporasi (penguapan air berasal dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi) dan transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer melalui vegetasi). Beda antara intersepsi dan transpirasi adalah pada proses intersepsi air yang diuapkan kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang tertampung sementara pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi, sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui tajuk vegetasi sebagai hasil proses fisiologi vegetasi.
Pada siklus hidrologi menunjukan bahwa evapotranspirasi (ET) adalah jumlah dari beberapa unsur seperti pada persamaan matematik berikut :
ET = T + It + Es + Eo
T = transpirasi vegetasi, It = Intersepsi total, Es = Evaporasi dari tanah,batuan dan jenis permukaan tanah lainnya, dan Eo = Evaporasi permukaan air terbuka seperti sungai, danau dan waduk. Untuk tegakan hutan, Eo dan Es biasanya diabaikan dan ET = T + It. Bila unsur vegetasi dihilangkan, ET = Es.
Faktor-Faktor Penentu Evapotranspirasi
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap besarnya evapotranspirasi, maka dalam hal ini evapotranspirasi perlu dibedakan menjadi evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, sementara AET dipengaruhi oleh fisiologi tanaman dan unsur tanah.
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi PET adalah radiasi panas matahari dan suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara umum besarnya PET akan meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari, kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar.
Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah melalui proses fotosintesis. Dalam mengatur hidupnya, tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan. Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara langsung berkaitan dengan intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Suhu yang akan mempengaruhi PET adalah suhu daun dan bukan suhu udara di sekitar daun. Pengaruh angin terhadap PET akan melalui mekanisme dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula laju evapotranspirasinya. Dibandingkan dengan pengaruh radiasi panas matahari, pengaruh angin terhadap laju ET adalah lebih kecil (de Vries and van Duin dalam Ward, 1967).
Kelembaban tanah juga ikut mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi. Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang tidak kekurangan suplai air (Penman, 1956 dalam Ward, 1967). Dengan kata lain evapotranspirasi (potensial) berlangsung ketika kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting point dan field capacity. Karena ketersediaan air dalam tanah tersebut ditentukan oleh tipe tanah, dengan demikian, secara tidak langsung peristiwa PET juga dipengaruhi oleh faktor potensial.


Metode Jansen-Haise
Rumus :
Ep = (0,025 T + 0,08) x
Dimana :
Ep   = evapotranspirasi potensial (mm/hr)
Hsh = gelombang pendek radiasi [datang/berikutnya] (cal cm-2 hari-1)
T     = temperatur udara (°C)

IV.        LANGKAH KERJA
1.      Menyiapkan data untuk perhitungan.
2.      Menginput data ke dalam kolom hasil perhitungan.
3.      Menghitung Evapotranspirasi dengan rumus yang telah ada.
4.      Menghitung Evapotranspirasi dalam bulan.
5.      Membahas hasil yang diperoleh.
6.      Menyimpulkan.

V.           HASIL PRAKTIKUM
Bulan
HSH
TÂșC
Ep
Januari
491,74
27
194,99
Februari
440,16
26,90
157,08
Maret
447,5
27
177,63
April
537,86
26,90
205,8
Mei
524,13
27,30
209,87
Juni
510,88
26,50
192,9
Juli
487,7
26,60
190,96
Agustus
563,9
26,30
218,55
September
591,77
27,20
228,6
Oktober
614,38
27,60
248,62
Nopember
544,35
26,90
208,2
Desember
469,24
26,20
181,35
VI.        PEMBAHASAN
Telah diketahui bahwa evapotranspirasi merupakan keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologi vegetasi.
Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa evapotranspirasi dapat dicari berapa jumlahnya. Menilik dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam mencari jumlah evapotranspirasi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Diantaranya adalah Penman dan Thornthwaite yang pernah dibahas pada acara sebelumnya dan Jansen Haise yang menjadi bahasan pada acara ini.
Dalam metode Jansen haise, data yang digunakan adalah gelombang pendek radiasi atau HSH dan suhu udara atau temperatur (T). Seperti pada dasar teori, rumus yang digunakan adalah Ep = (0,025 T + 0,08) x
Dari rumus yang ada, maka dapat dicari seberapa besar Evapotranspirasi. Akan tetapi, dalam pencarian Evapotranspirasi per bulan maka perlu mengalikan jumlah hari dalam bulan dengan rumus yang ada. Sebagai contoh adalah Evapotranspirasi pada bulan januari. Dalam bulan januari, hasil perhitungan dengan rumus adalah 6,29. Itu berarti setiap harinya Evapotranspirasi sebesar 6,29 mm/hr. Kemudian dari hasil itu, dikalikan dengan 31 yang mana merupakan jumlah hari dalam bulan januari. Sehingga hasilnya adalah 194,99 mm/bulan. Dan itu berarti dalam bulan januari, total evapotranspirasi adalah 194,99.


VII.     KESIMPULAN
1.      Dalam mencari evapotranspirasi, selain menggunakan metode Penman dan Thornthawaite juga dapat dilakukan dengan metode Jansen-Haise.
2.      Dalam mencari evapotranspirasi harian dengan metode Jansen-Haise dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
 Ep = (0,025 T + 0,08) x  
3.      Apabila yang dicari adalah total evapotranspirasi per bulan maka dapat dilakukan dengan mengalikan Ep dengan total hari dalam bulan. Sebagai contoh adalah perhitungan evapotranspiasi pada bulan januari. Dalam bulan januari, hasil perhitungan dengan rumus adalah 6,29. Itu berarti setiap harinya Evapotranspirasi sebesar 6,29 mm/hr. Kemudian dari hasil itu, dikalikan dengan 31 yang mana merupakan jumlah hari dalam bulan januari. Sehingga hasilnya adalah 194,99 mm/bulan. Dan itu berarti dalam bulan januari, total evapotranspirasi adalah 194,99.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Modul Praktikum Hidrometeorologi. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.