Cari

HIMET ACARA 4 UMS



ACARA IV
HUJAN PERIODE ULANG DAN HUJAN MAKSIMUM
I.              TUJUAN
Memberikan keterampilan kepada praktikan dalam mengolah data hujan melalui metode periode ulang dan hujan maksimum.

II.           ALAT DAN BAHAN
1.      Data Hujan
2.      Kalkulator
3.      Alat Tulis
4.      Tabel Perhitungan Hidrometeorologi

III.        DASAR TEORI
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat penting dan merupakan bagian dari daur hidrologi yang tidak terpisahkan. Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi yang memiliki karakteristik seperti antaranya adalah intensitas, durasi, kedalaman dan frekuensi. Karakteristik hujan tersebut mempunyai sifat yang sangat fundamental untuk berbagai keperluan perencanaan ataupun pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan hidrologi seperti erosi tanah, banjir, irigasi, kekeringan dan ketersediaan air.
1.    Analisis Frekuensi dan Probabilitas
Sistem hidrologi terkadang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang luar biasa, seperti hujan lebat, banjir dan kekeringan. Besaran peristiwa ekstrim berbanding terbalik dengan frekuensi kejadiannya, peristiwa yang sangat ekstrim kejadiannya sangat langka. (Suripin: Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.2004). Tujuan analisis frekuensi data hidrologi berkaitan dengan besaran peristiwa-peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui penerapan distribusi kemungkinan. Data hidrologi yang dianalisis diasumsikan tidak bergantung (independent), terdistribusi secara acak dan bersifat stokastik.
Frekuensi hujan adalah besaran kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya, periode ulang adalah waktu hipotetik dimana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang dengan anggapan bahwa sifat statisik kejadian hujan di masa akan datang akan masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.

2.    Periode ulang (return period)
Jika laju suatu data hidrologi (x) mencapai sesuatu harga tertentu xi maka kurang dari (xi). Di perkirakan terjadi kurang sekali dalam T tahun, maka T tahun ini dianggap sebagai periode ulang dari (xi). (xi) ini disebut data dengan kemungkinan T tahun. (Jika data itu berupa data curah hujan harian, maka disebut curah hujan harian kemungkinan T tahun). Kemungkinan suatu curah hujan harian melampaui 200mm dinyatakan dengan rumus (3.27) :
W(xi) = f(x) dx
Jadi, umpamanya jumlah dari hujan rata-rata dalam satu tahun adalah i, maka dalam satu tahun dapat diperkirakan bahwa kemungkinan curah hujan harian itu melampaui 200 mm adalah nW(x) dan dalam T tahun adalah nW(x)T. Panjang tahun T dengan kemungkinan sama dengan 1 disebut perioda ulang (return period).

3.    Hujan maksimum
Untuk memperkirakan hujan/debit ekstrim (maksimum), metode Analisis Distribusi Frekuensi yang sering digunakan dalam bidang hidrologi adalah sebagai berikut :
Ø Distibusi Normal
Ø Distribusi Log Normal
Ø Distribusi Log Pearson Type III
Ø Distribusi Gumbel

Ø Metode Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.
XT = X + KT S
Keterangan :
XT                 : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T.
X       : Nilai rata-rata hitung variat
S        : Deviasi standar nilai variat
KT   : Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis peluang. Nilai faktor frekuensi dapat dilihat pada tabel Reduksi Gauss
Mengubah data X ke dalam bentuk logaritmik > Y = log X
YT = Y + KTS
Keterangan :
YT             : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
Y           : Nilai rata-rata hitung variat
S            : Deviasi standar nilai variat
KT             : Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis peluang. Nilai faktor frekuensi dapat dilihat pada tabel Reduksi Gauss
    
Ø Metode Log Pearson Type III
§  Pearson telah mengembangkan serangkaian fungsi probabilitas yang dapat dipakai untuk hampir semua distribusi probabilitas empiris.
§  Tiga parameter penting dalam Metode Log Pearson Type III, yaitu:
1.      Harga rata-rata (R)
2.      Simpanan baku (S)
3.      Koefisien kemencengan (G)
Hal yang menarik adalah jika G = 0 maka distribusi kembali ke distribusi Log Normal.
Langkah-langkah penggunaan distribusi Log Pearson Type III
a.    Ubah data dalam bentuk logaritmik : Y = log X
b.    Hitung harga rata-rata :
c.       Hitung harga simpanan baku :
Langkah-langkah penggunaan distribusi Log Pearson Type III
a.    Hitung koefiensi kemencengan :
b.    Hitung logaritma hujan dengan periode ulang T menggunakan persamaan :
 Dimana K = variabel standar (standardized variable)
                                             untuk X yang besarnya tergantung G
c.    Hitung curah hujan dengan menghitung anti log Y.

Ø Metode Distribusi Gumbel
K = faktor probabilitas, untuk harga ekstrim dapat dinyatakan dalam persamaan :
Dimana :
Yn  = reduced mean yang tergantung pada jumlah sampel atau data n
Sn  = reduced standard deviation yang juga tergantung pada jumlah sampel
Ytr  = reduced variate yang dihitung dengan persamaan :
 Tr =  PUH untuk curah hujan tahunan rata-rata      (2,33 tahun)
        








IV.        LANGKAH KERJA
1.    Buatlah tabel perhitungan dari hujan periode ulang dan hujan maksimum
2.    Hitunglah data hujan periode ulang data hujan tersebut selama 3 periode yakni 10,25,50,100 tahun dengan rumus dan metode yang ada.

V.           HASIL PRAKTIKUM
a.       Menghitung hujan maksimum, rata-rata curah hujan, p-  dan (p- )2
Tahun
Hujan maks (P)
P-
(P- )2
m
Value (P)
rank
1998
794
157
24649
794
1
13
1999
774
137
18769
774
2
6,5
2000
564
-73
5329
755
3
4,3
2001
755
118
13924
744
4
3,25
2002
545
-92
8464
743
5
2,6
2003
744
107
11449
655
6
2,2
2004
548
-89
7921
574
7
1,9
2005
528
-109
11881
565
8
1,6
2006
743
106
11236
564
9
1,4
2007
565
-72
5184
562
10
1,3
2008
562
-75
5625
561
11
1,2
2009
574
-63
3969
548
12
1,1
2010
561
-76
5776
545
13
1
2011
655
18
324
528
14
0,9

8912










Perhitungan :
 =  
   
  = 637

b.      Standar deviasi
Sx =
     =
     =
     = 102

c.       Hujan periode ulang
-          Menghitung Ytr
1.      Ytr untuk Tr = 10
Ytr         = - (0,83405 + (2,30259 x log log 10/ 10-1))
= - (0,83405 + (2,30259 x log (0,04532297879)))
= - ( 0,83405 + (2,30259 x (-1,343681554))
= - (0,83405 + ( -3,093947709))
= - ( -2,259897709)
= 2,26

2.      Ytr untuk Tr = 25
Ytr         = - (0,83405 + (2,30259 x log log (25/25-1)))
               = - (0,83405 + (2,30259 x log (log 1,04)))
               = - (0,83405 + (2,30259 x log 0,02))
               = - (0,83405 + (-3,91))
               = 3,08

3.      Ytr untuk Tr = 50
Ytr         = - (0,83405 + ( 2,30259 x log log (50/50-1)))
               = - (0,83405 + ( 2,30259 x log log (1,02)))
               = - (0,83405 + ( 2,30259 x (-2,07))
               = - (0,83405 + (-4,77)
               = 3,94

4.      Ytr untuk Tr = 100
Ytr         = - (0,83405 + ( 2,30259 x log log (100/100-1)))
               = - (0,83405 + ( 2,30259 x (-2,36)))
               = - (0,83405 + (-5,4341124))
               = 4,6

-          Menghitung K
1.      K untuk Tr = 10
K      = Ytr- Yn/ Sn
         = 2,26 – 0,4952/ 0,9405
         = 1,7648/ 0,9405
         = 1,88

2.      K untuk Tr = 25
K      = Ytr-Yn/Sn
         = 3,08-0,5309/1,0915
         = 2,5491/ 1,0915
         = 2,34

3.      K untuk Tr = 50
K      = Ytr-Yn/Sn
         = 3,94 -0,5435/1,1307
         = 3,3965/1,1307
         = 3,004

4.      K untuk tr = 100
K      = Ytr-Yn/Sn
         = 4,6-0,56/1,2065
         = 4,04/1,2065
         = 3,35

VI.        PEMBAHASAN
Dalam acara IV yang berjudul Hujan Periode Ulang dan Hujan Maksimum ini, praktikan diajarkan terampil dalam mengolah data hujan dengan metode periode ulang dan maksimum. Seperti yang dapat diketahui, untuk memperoleh hasil perhitungan hujan periode ulang maka praktikan perlu menghitung Ytr kemudian mencari K. Dari keduanya, masing-masing memiliki rumus. Dalam mencari Ytr, rumusnya adalah –(0,83405 + (2,30259 x log log Tr/Tr – 1)) dan dalam menghitung K, rumusnya adalah Ytr-Yn/ Sn. Dengan kedua rumus, praktikan mendapatkan hasil dari perhitungan empat periode ulang antara lain 10, 25, 50 dan 100. Hasil dari keempatnya masing-masing adalah 1,88; 2,34; 3,004 dan 3,35.
Dalam mencari hujan maksimum, langkah pertama praktikan adalah mencari data curah hujan tertinggi dari per tahunnya. Setelah itu, praktikan mencari rata-rata dari total curah hujan maksimum ( ). Setelah P bar di dapat, kemudian dicarilah curah hujan maksimum per tahun dikurangi p bar. Dari masing-masing tahun didapatkanlah hasil, sebagai contoh tahun 1998 hasilnya adalah 157. Dari hasil tersebut, kemudian dipangkatkan/ dikuadratkan. Hasil dari pengkuadratan tersebut diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil. Sehingga dari situ dapat diketahui tahun berapakah curah hujan yang terjadi secara maksimum. Dari hasil yang diperoleh, hujan maksimum terjadi pada tahun 1998 dengan curah hujan 794mm.

VII.     KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa hasil dari periode ulang 10 adalah 1,88 , periode ulang 25 adalah 2,34, periode ulang 50 adalah 3,004 dan periode ulang 100 adalah 3,35. Sedangkan hasil perhitungan dari hujan maksimum, pada tahun 1998 terjadi hujan maksimum tertinggi dan tahun 2005 terjadi hujan maksimum terendah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Modul Praktikum Hidrometeorologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Fakultas Geografi.

No comments:

Post a Comment