KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang
tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul ”PERANAN
IPTEK DALAM ISLAM UNTUK MENINGKATKAN IMAN MANUSIA”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis
yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari
sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu
ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
(daerah kamu),(bulan dan tahun pembuatan)
Penyusun
(nama
kamu)
______________________________________________
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Pengertian IPTEK dan ISLAM 2
2.2. Hubungan IPTEK dan ISLAM 3
2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK 4
2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam 5
BAB III PENUTUP 8
3.1. Kesimpulan 8
3.2. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
__________________________________________________________________________
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Pengertian IPTEK dan ISLAM 2
2.2. Hubungan IPTEK dan ISLAM 3
2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK 4
2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam 5
BAB III PENUTUP 8
3.1. Kesimpulan 8
3.2. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
__________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
sekarang yang semakin pesat dan sangat di tuntut untuk mempelajarinya , maka
dari situ pula perkembangan Islam mulai terlupakan. IPTEK yang mempunyai dua
sisi dampak bagi manusia, yakni dampak positiv dan dampak negativ. Dampak
Positiv bagi manusia yaitu dapat mempermudah pekerjaan kantor , rumah maupun
lainnya, Contohnya seperti Komputer di temukan oleh Charles Babbage .
Zaman dahulu komputer belum ada, manusia menuangkan karyanya hanya menggunakan
tinta dan kertas , itu pun perlu berhari-hari untuk menyelesaikannya.Semenjak
adanya komputer, pekerjaan tersebut lebih mudah , hanya mengandalkan kelincahan
tangan dalam menekan tombol-tombol keyboard pada komputer. Sekarang Komputer ,
di kembangkan kembali dalam bentuk Laptop,Notebook,maupun tablet. Seiring
dengan majunya perkembangan zaman, IPTEK menjadi sasaran utama dan menjadi
kebutuhan utama yang di perlukan bagi manusia.
Namun, IPTEK juga dapat berdampak
Negativ bagi manusia, yang dapat merusak moral manusia , bahkan iman
manusia.Semakin tinggi IPTEK yang di miliki manusia, maka semakin canggihlah
alat maupun kebutuhan yang tercipta, Contohnya Seperti Bom Atom, yang dapat
menewaskan banyak korban jika Bom itu di aktiv kan dan di salah gunakan. Ada
pula Pukat Harimau,Pistol. Selain berbentuk alat, ada pula dampak IPTEK yang
mempengaruhi langsung pikiran manusia, yaitu pada Internet . Yang Sekarang ini
menjadi trand center bagi kalangan muda. Banyak Dampak negative yang ada di
Internet , salah satunya adanya situs Porno yang mungkin sangat mudah di akses
untuk semua umur. Internet tersebut sangat mengganggu daya pikir
manusia,perasaan, hingga keimanan manusia.
Dan dari sinilah , Peran agama harus di
tingkatkan dan lebih di kaji ulang , agar IPTEK tidak di salah gunakan.
1.2.
Tujuan
Makalah ini bertujuan
untuk menjelaskan peranan IPTEK dalam ISLAM agar bermanfaat bagi kedupan
manusia dan meningkatkan keimanan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian IPTEK dan ISLAM
IPTEK adalah sebuah kepanjangan dari Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Ilmu adalah seluruh
usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Lalu pengetahuan
adalah informasi atau maklumat
yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak
dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar atau berguna. Sedangkan teknologi atau pertukangan memiliki
lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan
masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains dan teknik. Kata teknologi sering menggambarkan
penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang
baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat
lama seperti roda dapat disebut
teknologi.
ISLAM
adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dan Islam
merupakan agama yang berintikan keimanan dan amal perbuatan. “Keimanan” itu
merupakan akidah dan pokok (pangkal utama), yang di atasnya berdiri syari’at
Islam. Yang kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya. Sedangkan
“Perbuatan” itu merupakan syari’at dan cabang-cabang yang dianggap sebagai buah
yang keluar dari keimanan serta akidah itu. Keimanan dan perbuatan, atau dengan
kata lain’akidah dan syari’at’, keduanya itu antara satu dengan yang lain
sambung-menyambung, hubung-menghubungi dan tidak dapat berpisah yang satu
dengan yang lainnya. Keduanya adalah sebagai buah dengan pohonnya, sebagai
musabbab dengan sebabnya atau sebagai natijah (hasil) dengan mukaddimahnya (pendahuluannya).
(Aqidah Islam. Sayid Sabiq h. 15)
Oleh karena adanya hubungan yang
erat itu, maka amal perbuatan selalu disertakan penyebutannya dengan keimanan
dalam sebagian besar ayat-ayat Al Quran Al Karim, hal ini dapat dilihat dalam
firman-firman Allah SWT yang menerangkan hubungan keimanan dan perbuatan,
antara lain:
“,,Berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, bahwasanya mereka itu
akan memperoleh surga yang di bawahnya mengalirlah beberapa sungai”.
QS. Al Baqarah 25
“,,Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan, baik ia lelaki atau perempuan dan ia seorang yang beriman,
maka pastilah Kami (Allah) akan memberinya kehidupan yang baik dan pasti kami
beri balasan dengan pahalanya, menurut yang telah dikerjakan dengan sebaik-baiknya”.
QS. An Nahl 97
“,,Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan beramal shalih, maka Tuhan Yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam
(hati) mereka rasa kasih sayang”.
QS. Maryam 96
2.2.
Hubungan IPTEK dan Agama
Ilmu
pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam,
sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk
patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”.
Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya,
baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya
tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk
meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia
takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang
sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
2.3.
Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah
satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan
ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang
diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain,
yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan
berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan
ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai
sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari
dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang
penting.Umat islam pun juga sangat membutuhkan IPTEK sebagai alat penyiaran
islam, sehingga di tuntut harus menguasai IPTEK agar pekerjaan / dakwah
berjalan sesuai apa yang di inginkan.
2.4.
Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam
Dampak
IPTEK di masa depan sangat besar. Yang paling dikhawatirkan di masa depan
nanti, banyak orang yang secara tidak sadar menuhankan teknologi. Apalagi zaman
yang semakin maju menyebabkan peradaban nanti akan bergeser kearah teknologi
modern. Ini sangat berbahaya, bisa – bisa dengan dalih persatuan bersama dan
iman yang menipis menyebabkan mereka lupa pada agamanya. Seperti firman-Nya
dalam surat Al-An’am : 6
“Apakah mereka tidak memperhatikan
berapa banyaknya generasi – generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka,
padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi, yaitu
keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepada-Mu, dan Kami curahkan hujan
yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai – sungai mengalir dibawah
mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami
ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.”
Oleh karena itu, ada perintah pula
dari Allah kepada kita terutama umat islam dalam firman-Nya Qur’an surat
Muhammad : 7
“Hai orang – orang yang beriman,
jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.”
Selain itu IPTEK yang tidak
dikendalikan dengan baik akan merusak kehidupan manusia sendiri. Seperti yang
sedang kita alami sekarang yaitu “Global Warming”. Hal ini terjadi dikarenakan
salah satu faktornya adalah ketidak sesuaian antara sains dan teknologi. Mereka
berjalan tidak beriringan. Teknologi yang semakin maju dan sains (lingkungan)
yang diabaikan. Baik buruknya IPTEK, itu tergantung dari kita yang memakainya.
Hendaknya kita menghargai pula kreasi para professor yang berusaha menciptakan
alat – alat yang sesungguhnya bermanfaat bagi kita.
Adapun dampak positif dari adanya
Iptek adalah sebagai berikut :
1.
Mampu meringankan masalah yang
dihadapi manusia.
2.
Mengurangi pemakaian bahan – bahan
alami yang semakin langka.
3.
Membuat segala sesuatunya menjadi
lebih cepat
4.
Membawa manusia kearah lebih modern.
5.
Menyadarkan kita akan ke-Esa-an-Nya
6.
Menjawab pertanyaan yang dari dulu
diajukan oleh nenek moyang kita melalui penelitian ilmiah.
Sedangkan dampak negatif dari adanya
Iptek adalah sebagai berikut :
1.
Dengan segala sesuatunya yang
semakin mudah, menyebabkan orang – orang menjadi malas berusaha sendiri.
2.
Menjadi tergantung pada alat yang
dihasilkan oleh IPTEK itu sendiri.
3.
Melupakan keindahan alam.
4.
Masyarakat lebih menyukai yang
instan – instan.
5.
Dengan memanipulasi makanan yang
ada, menyebabkan masyarakat kurang gizi.
6.
Kekhawatiran masyarakat terhadap
IPTEK yang semakin maju menyebabkan peradaban baru.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir
ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan
kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern
tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup
peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan
krisis multidimensional yang diakibatkannya.
Peradaban Barat modern dan postmodern
saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material
yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena
kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan
material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju
(kelompok G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas
kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek,
ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan
kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Krisis multidimensional terjadi
akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan
dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan
kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan
tingginya polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan
keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan
mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara
dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil,
Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak
negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan
’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai
perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk
mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau
negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak
menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya
saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka
kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka
kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara
Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis
(’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi
informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan
kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah
selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim
untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan
umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter
dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Akhlak yang baik
muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala Kebaikan,
Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan
muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap
Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi)
sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2
(dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu
pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan
paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan
bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi
segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam
dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak
dan tidak boleh diamalkan.
Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah
Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan
standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang.
Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan
pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika
suatu aspek iptek telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Jika peran ini dapat di satukan, maka perkembangan iptek
dan islam sangat seimbang, dan tidak ada lagi yang namanya penyalah gunaan
iptek.
3.2. Saran
Sekarang kemajuan IPTEK sangat berkembang, banyaknya alat
tercipta terkadang membuat lupa akan kewajiban kita terhadap Sholat lima waktu
yang di jalankan umat islam. Maka dari itu , jangan pernah terbawa akan
kecanggihan IPTEK semata sehingga melupak kewajiban kita sebagai umat islam.
Adanya keseimbangan peran IPTEK dalam islam dapat
mempermudah kita menjalankan tugas dunia dan akhirat, tanpa mengorbankan satu
di antaranya, dan jika kita hanya mengutamakan IPTEK , maka keimanan kita akan
luntur ,hanya berpacu pada kecanggihan duniawi. Dan jika hanya mengutakan ke
islaman tanpa mengikuti perkembangan zaman , maka kita akan pernah mendapat
ilmu lebih di dunia. Sedangkan islam mengajarkan bahwa :
Menuntut
ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa
hadits yang berhubungan dengan menuntut ilmu.
Hadits
riwayat Ibnu Abdil Bar
“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri
Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut
ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).
_____________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment