Cari

laporan kartografi UMS



LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR
ACARA III
ROYEKSI PETA DAN PENGUKURAN DISTROSI








Dosen Pengampu :
Agus Anggoro Sigit, S.Si, M.Sc
Asisten :
Ambar asmoro
Rahmannita lestari
Mifta rohma dhanin
Joko ali – rosyid
Mega is purwanto
Disusun Oleh :
Gilang Suryo Nugroho
E100140057
LABORATORIUM KARTOGRAFI DASAR
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ACARA III
PROYEKSI PETA DAN PENGUKURAN DISTROSI

I.Tujuan
·         Memberikan kerampilan kepada praktikn agar dapat menggambarkan konstruksi proyeksi silinder,kerucut,dan azimuth

II.Bahan dan alat
1.         Globe
2.         Kertas Kalkir
3.         Rapidograpy
4.         Penggaris,bujur derajat,Kalkulator,dan alat tulis lain nya

III. Dasar teori
                        Untuk memindahkan bidang lengkung kebidang datar tidak mungkin         dilakukan tanpa kesalahan.Berdasarkan  hal ini maka dicari cara-cara yntuk   memindahkan bidang lengkung tersebut kebidang datar dengan kesalahan        yang    sekecil-kecil nya.cara-cara inilah yang disebut dengan proyeki peta.
                        Menurut Erwn Raisz,proyesi peta adalah sitem paralel  dan meridian           untuk   menggambarkan peta.sedangkan menurut steers,proyeksi peta adalah             cara      menggambar kan garis-garis paralel dan meridian dari globe ke kertas     datar.Walaupun sangat sukar untuk membuat peta yang tepat dari bagian bola        dunia,tetapi bukan berarti sukar untuk menentukan kualitas dari proyeksi yang   digunakan.Kualitas dari proyeksi tergantung dari:
            -Luas daerahnya
            -Bentuk daerahnya
            -Skala yang digunakan
            -Hubungan satu dengan yang lain
            -Mudahnya  menggambarkan
           
Proyeksi peta dapat digolong-golongkan menjadi beberapa dasar yaitu;
1.      Berdasarkan garis karakteristik ,dibedakan adanya 3 macam proyeksi yaitu ;
a)      Proyeksi normal,dimana garis kaeakterisik berimpit dengan sumbu bumi
b)      Proyeksi trasversal,garis karaktristik tegak lurus pada sumbu bumi.
c)      Proyeksi oblique,(miring),garis karakterstik membentuk sudut lancip dengan sumbu bumi
2.      Bedasarkan kesalahannya
Dengan mengabaikan  unsur-unsur lainnya,kita dapat mempertahankan kebenaran dari salah satu segi,dalam hal ini dibedakan:
a.       Proyeksi equivalent,luasnya tetap benar,artinya luas bagian-bagian dari peta itu sama dengan luas. Bagian-bagian tersebut pada globe dengan skala yang sama.
b.      Proyeksi equidistant,proyeksi yang jarak nya tetap,artinya pada jarak dengan arah tertentu pada peta,sama dengan jarak itu pada globe dengan skala yang sama
c.       Proyeksi conform,proyeksi yang benyuknya tetap,artinya bentuk pada peta sama dengan bentuknya diglobe dengan skala yang sama.Tetapi harus diingat  bahwa bentuk yang tetap ini hanya mungkin untuk lua yang terbatas saja.syarat-syarat nya ialah:
-          Paralel  dan meridian saling tegak lurus
-           Skala ke segala arah pada setiap titik harus sama,tetapi skala dari titik yang satu dengan ke titik yang lai boleh berbeda
-          Perbandingan unsure paralel  dan meridian tetap

IV.       LANGKAH KERJA
a)      Proyeksi perspektif,proyeksi yang konstruksinya memang bersifat mathemattis,jadi sama dengan proyeksi dalam artian umumnya.
b)      Proyeksi non perspektif,adalah proyeksi yang tidak bersifat perspektif tetapi merupakan modifikasi dari proyeksi modifikasi dari proyeksi perspektif.ini biasanya dibuat untuk praktisnya saja


4.         Berdasarkan bidang proyeksi
a.       Proyeksi zenithal atau azimuthal.
Bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyinggung bola pada kutub,equator atau diseberang tempat
b.      Proyeksi silinder
Pada proyeksi ini semua paralel merupakan garis lurus horizontal dan semua meridien berupa garis lurus vertical.karena itu semua proyeksi-proyeksi dengan paralel,horizontal, dan meridien veryikal sering digolongkan dakam proyeksi silinder ini.
c.       Proyeksi kerucut
Didapat dengan mamproyeksikan globe pada kerucut yang meninggung atau memotong globe,kemudian dibuka.Menbentangkan proyeksi ini di tentukan oleh sudut puncak nya.
Tiap proyeksi krucut yang normal mempunyai paralel yang melingkar dan meridian berupa garis lurus yang radian.terutama baik untuk daerah-daerah yang terletak dilintang tengahan.
Memilih proyeksi
Yang kita persoalkan dalam proyeksi ini adalah  menggambarkan permukaan bumi dengan suatu cara yang mempunyai kesalahan yang sekecil-kecilnya.Sepertinya telah diterangkan didepan,kesalahan dari tiap proyeksi itu pasti ada.kesalahan ini dapat berupa kesalahan bentuk,luas maupun jarak.
Ada juga proyeksi yang dapat mempertahankan kebenaran salah satu segi,meskipun dengan akibat kesalahan pada segi lain diperbesar.Oleh karena itu kita dapat memiih salah satu proyeksi yang kita anggap sesuai dengan tujuan

Untuk itu perlu diperhatikan dalam memilih proyeksi peta yaitu mengenai:
·         Maksud pemetaan
·         Besar atau luas nya daerah
·         Bentuk daerah
·         Letak daerah
·         Mudah menggambarnya
Untuk menggambarkan peta diagram yang sederhana lebih baik digunakan proyeksi peta dengan paralel dan meridian yang lurus(horizontal dan vertical),karena:
·         Lettering tidak membengkok
·         Paralel dan meridian dapat dihapuskan,hanya dipinggirnya saja diberi angka pembagian derajat
Untuk peta yang menunjukan hubungan antara jumlah dan penyebaran sesuatu dengan luas daerah,lebi baik kita gunakan proyeksi quill arca.misalnya saja peta rapat penduduk,hasil bumi,peta iklim dan sebagainya
Besar atau luas suatu daerah juga mempengaruhi pemilihan proyeksi peta ini.Untuk daerah yang sempit,banyak proyeksi yang dapat digunakan,karenapenggambarannya yang tak akan banyak kesalahan ,untuk peta yang berskala dunia biasanya digunakan proyeksi konvensiona.
Bentuk daerah yang membujur misalnya(arah timur barat sebaiknya digunakan proyeksi yang kesalahan nya terutama kearah utara selatan.Misal nya proyeksi silinder,kerucut.Untuk daerah yang membujur dengan arah utara selatan maka digunakan proyeksi pata denagn kesalahan terutama kearah timur dan barat.Misalnya proyeksi sinusoidal
Letak daerah yang dipetakkan juga menjadi salah satu pertimbangan untk memilih  proyeksi peta yang digunakan .pada garis besarnya dapat dikatakan bahwa:
-          Proyeksi silinder sesuai untuk daerah equator
-          Proyeksi kerucut sesuai untuk daerah lintang tengah
-          Proyeksi azimunthal untuk daerah kutub.Tapi karena berpusat,maka sering digunakan
Catatan:
1.      Kedudukan sumbu simetri yang digunakan pada praktikum ini adalah kedudukan ‘normal”
2.      Untuk mengtahui distosi jarak dapat diketahui dengan menghitung jarak dua totik di globe dan bandingkan dengan jarak dua titik yang sama di peta ;distrosi arah,dentuk,luas,pada prinsip nya sama dengan pengukuran distorsi jarak,pengukuaran besarnya distrosi yang hurus ukur,ditetukan pada tiga lokasi,yaitu:lintang rendah,lintang sedang dan lintang tinggi.
3.      Prinsip pembuatan jaring-jaring proyeksi normal dengan tiga macam bidang proyeksi yang digunakan,dapat di lihat pada lampira

perhitungan :
Proyeksi Silinder
D1 : r. Bumi : 64.000.000 km
        Skala     :  1: 64.000.000 cm
        Interval : 15°
D2 : 1. Cari jari – jari proyeksi
        2. Cari interval meridian
        3. Cari beberapa banyaknya proyeksi
        4. Berap garis panjang paralel
D3 : Langkah I
        Mencari Jari – Jari Proyeksi
      =  =  =10 cm

      : Langkah II
      =  x 2 x 3,14 x 10 cm
      = 2,6 cm

     : Langkah III
 Banyaknya Garis
     =
     = 24 garis
    : Langkah IV
    Panjang Garis Paralel
    : Interval Median x Jumlah Garis Median
    : 2,6 x 24 = 62,4 cm


I.                   Pembahasan
               Untuk memindahkan bidang lengkung ke bidang datar tidak mungkin        dilakukan        tanpa kesalahan. Berdasarkan hal ini maka dicarikan cara –            cara untuk memindahkan bidang lengkung tersebut ke bidang datar dengan   kesalahan yang sekecil – kecilnya. Cara – cara inilah yang disebut dengan   Proyeksi Peta.
               Besar atau luas suatu daerah juga mempengaruhi pemilihan proyeksi            peta ini. Untuk daerah yang sempit. Banyak proyeksi yang dapat digunakan,           Karena penggambarannya yang tak banyak kesalahan, Untuk peta yang         berskala dunia biasanya digunakan Proyeksi Konvensional.
               Bentuk daerah yang membujur misalnya arah timur barat sebaiknya             digunakan proyeksi yang kesalahannya terutama ke arah utara selatan.             Misalnya proyeksi silinder, kerucut. Untuk daerah yang membujur dengan       arah utara selatan maka digunakan proyeksi peta dengan kesalahan terutama           kearah timur dan barat.
               Walaupun sangat sukar untuk membuat peta yang tepat dari bagian             bola dunia, tetapi bukan berarti sukar untuk menentukan kualitas dari proyeksi           yang digunakan. Kualitas dari proyeksi tergantung dari luas daerah, bentuk     daerah, skala yang digunakana, hubungan satu dengan yang lain, mudahnya             menggambar.
   Prroyeksi dibedakan menjadi 4 yaitu :
1.      Proyeksi Gnemonis
2.      Proyeksi Stereografis
3.      Proyeksi Ortografis
4.      Proyeksi Silinder
Untuk menggambar peta diagram baik menggunakan proyeksi dengan
            paralel dan meridian yang lurus, karena :
-          Lattering tidak perlu membengkok
-          Paralel dan Meridian dapat dihapuskan hanya pinggirnya saja diberi angka derajat.

II.                 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Memindah dan membuat gambar yang ada di globe ke bidang datar dengan ketelitian menggambar serta ukuran atau jarak pada globe harus sesuai dengan gambar yang akan dipindah ke bidang datar.
2.      Dalam memindah globe ke bidang datar dapat dilakukan dengan berbagai cara proyeksi yakni Gnemonis, Stereografis, Ortografis Silinder
3.      Pada pemindahan gambar pada globe ada beberapa yang harus diperhatikan, seperti ukuran proyeksi serta jarak harus sama tidak boleh berubah dari garis katulistiwa atau garis lintang.
4.      Dalam mengubah atau memindah gambar globe ke bidang datar hendaknya disesuaikan dengan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan yang fatal ataupun mendasar.

No comments:

Post a Comment