Cari

HIDROMETEOROGI ACARA 2 UMS



ACARA II
PENGUJIAN KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN
I.              TUJUAN
Mampu memberikan pengetahuan serta telaah kepada praktikan untuk menentukan keakuratan data guna memperbaiki data yang menyimpang.

II.           ALAT DAN BAHAN
1.      Data curah hujan (data acara pertama)
2.      Alat tulis
3.      Penggaris
4.      Kertas milimeter
5.      Kalkulator

III.        DASAR TEORI
Untuk konsistensi dapat dilakukan dengan teknik masa ganda (double mass curve), yaitu dengan membandingkan hujan rata-rata akumulatif dari stasiun yang dimaksud (sebagai sumbu Y) dengan rerata akumulatif stasiun-stasiun di sekitarnya (sebagai sumbu X) yang dianggap sebagai stasiun dasar. Stasiun-stasiun dasar tersebut dipilih dari tempat-tempat terdekat dengan stasiun yang akan diteliti konsistensinya. Dari gais masa ganda dapat diketahui konsistensi data stasiun yang diteliti. Jika garis yang dihasilkannya lurus maka disimpulkan bahwa datanya cukup baik, sebaliknya jika garis yang dihasilkannya tidak lurus maka menunjukkan bahwa data hujan dari stasiun tersebut mengalami penyimpangan.
Data hujan disebut konsistensi apabila data yang terukur dan dihitung adalah teliti dan benar serta sesuai dengan fenomena saat hujan ini terjadi. Data tidak konsisten, disebabkan :
1.    Penggantian jenis dan spesifikasi alat.
2.    Perkembangan lingkungan sekitar pos hujan.
3.    Pemindahan lokasi pos hujan.
Data hujan minimal 10 tahun; data pos “Y” : sumbu Y dan data pos “X” sumbu X. Ketentuan perubahan pola :
1.      Pola yang terjadi berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah garis itu, DATA POS “Y” KONSISTEN.
2.      Pola yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan arah garis itu, DATA POS “Y” TIDAK KONSISTEN, perlu dikoreksi.

IV.         LANGKAH KERJA
Dalam melakukan pengujian konsistensi data curah hujan diperlukan beberapa langkah yang dapat dilakukan, yakni sebagai berikut :
1.      Tetapkan beberapa stasiun acuan di sekitar stasiun yang diuji
2.      Hitung rerata kumulatif stasiun acuan
3.      Hitung hujan kumulatif stasiun yang diujikan
4.      Plotkan pada grafik
5.      Jika terjadi inkonsistensi, koreksi data curah hujan tersebut.
















V.            HASIL PRAKTIKUM

















Tahun
St. A
Akumulasi St. A
Rata-rata B+C+D+E+F
Akumulasi BCDEF
1998
254
254
583,2
583,2
1999
542
796
570,4
1153,6
2000
505
1300,83
540,2
1693,8
2001
594
1894,83
583,6
2277,4
2002
545
2439,83
370,8
2648,2
2003
354
2793,83
536,6
3184,8
2004
540
3333,83
463,2
3648
2005
524
3857,83
503,89
4151,89
2006
541
4398,83
519,6
4671,49
2007
544
4942,83
491,4
5162,89
2008
525
5467,83
469,8
5632,69
2009
424
5891,83
516,2
6148,89
2010
561
6452,83
487,6
6636,49
2011
274
6726,83
577,86
7214,35
Tahun
St. B
Akumulasi St. B
Rata-rata A+C+D+E+F
Akumulasi ACDEF
1998
544
544
525,2
525,2
1999
543
1087
570,2
1095,4
2000
554
1641
530,37
1625,77
2001
544
2185
593,6
2219,37
2002
524
2709
375
2594,37
2003
547
3256
498
3092,37
2004
548
3804
461,6
3553,97
2005
514
4318
505,89
4059,86
2006
504
4822
527
4586,86
2007
564
5386
487,4
5074,26
2008
354
5740
504
5578,26
2009
574
6314
486,2
6064,46
2010
534
6848
493
6557,46
2011
543
7391,3
524
7081,46
































Tahun
St. D
Akumulasi St. D
Rata-rata A+B+C++E+F
Akumulasi ABCEF
1998
549
549
524,2
524,2
1999
415
964
595,8
1120
2000
564
1528
528,37
1648,37
2001
571
2099
588,2
2236,57
2002
294
2393
421
2657,57
2003
574
2967
492,6
3150,17
2004
395
3362
492,2
5642,37
2005
509
3871,44
506,8
4149,17
2006
743
4614,44
479,2
4628,37
2007
548
5162,44
490,6
5118,97
2008
364
5526,44
502
5620,97
2009
464
5990,44
508,2
6129,17
2010
535
6525,44
492,8
6621,97
2011
592
7117,44
514,26
7136,23





























VI.         PEMBAHASAN
Dalam pengujian konsistensi data hujan, praktikan perlu menentukan akumulasi stasiun yang diteliti; menentukan rata-rata curah hujan dan  akumulasi stasiun-stasiun disekitarnya. Kemudian membuat grafik konsistensi dan menghitungnya.
 Dari data enam stasiun yang ada, tiga dari itu praktikan membuat grafik konsistensi dan menghitungnya.
Tiga stasiun yang dimaksud antara lain stasiun A, stasiun B dan stasiun D. Dari stasiun A dapat diketahui bahwa secara akumulatif curah hujan stasiun A selalu meningkat begitupula stasiun-stasiun sekitar. Hal ini dikarenakan dalam mencari akumulasi, curah hujan-curah hujan tersebut pada intinya dijumlahkan. Sehingga dalam mencari akumulasi data dua stasiun yang lain juga demikian dan hasilnya sama-sama meningkat.
Setelah mengetahui akumulasi curah hujan, praktikan membuat grafik konsistensi dengan akumulasi stasiun yang diuji dan akumulasi dari rata-rata curah hujan stasiun sekitar.
Pada umumnya data hujan yang diuji tidak konsisten, kondisi ini mungkin penyebabnya adalah salah satu dari tiga sebab yang telah disebutkan sebelumnya atau bahkan karena ketiga sebab tersebut.

VII.      KESIMPULAN
Dalam pengujian konsistensi data hujan, praktikan dapat melakukannya dengan berbagai macam teknik yang salah satunya yaitu teknik masa ganda (double mass curve), yaitu dengan membandingkan hujan rata-rata akumulatif dari stasiun yang dimaksud (sebagai sumbu Y) dengan rerata akumulatif stasiun-stasiun di sekitarnya (sebagai sumbu X) yang dianggap sebagai stasiun dasar.
Suatu data hujan dikatakan konsisten apabila data yang terukur danterhitung adalah teliti dan benar serta sesuai dengan fenomena saat hujan terjadi.
Jadi, pada intinya dalam acara ke dua ini praktikan diajarkan untuk membuat grafik akumulatif untuk membuktikan data konsisten atau tidak. Akan tetapi sebelumnya praktikan perlu melakukan hitungan sesuai rumus yang telah ditentukan.


















DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum Hidrometeorologi 2013.

No comments:

Post a Comment