PENGUJIAN KONSISTENSI DATA CURAH
HUJAN
I.
TUJUAN
Mampu
memberikan pengetahuan serta telaah kepada praktikan untuk menentukan
keakuratan data guna memperbaiki data yang menyimpang.
II.
ALAT
DAN BAHAN
1. Data
curah hujan (data acara pertama)
2. Alat
tulis
3. Penggaris
4. Kertas
milimeter
5. Kalkulator
III.
DASAR
TEORI
Untuk
konsistensi dapat dilakukan dengan teknik masa ganda (double mass curve), yaitu
dengan membandingkan hujan rata-rata akumulatif dari stasiun yang dimaksud
(sebagai sumbu Y) dengan rerata akumulatif stasiun-stasiun di sekitarnya
(sebagai sumbu X) yang dianggap sebagai stasiun dasar. Stasiun-stasiun dasar
tersebut dipilih dari tempat-tempat terdekat dengan stasiun yang akan diteliti
konsistensinya. Dari gais masa ganda dapat diketahui konsistensi data stasiun
yang diteliti. Jika garis yang dihasilkannya lurus maka disimpulkan bahwa
datanya cukup baik, sebaliknya jika garis yang dihasilkannya tidak lurus maka
menunjukkan bahwa data hujan dari stasiun tersebut mengalami penyimpangan.
Data
hujan disebut konsistensi apabila data yang terukur dan dihitung adalah teliti
dan benar serta sesuai dengan fenomena saat hujan ini terjadi. Data tidak
konsisten, disebabkan :
1. Penggantian
jenis dan spesifikasi alat.
2. Perkembangan
lingkungan sekitar pos hujan.
3. Pemindahan
lokasi pos hujan.
Data
hujan minimal 10 tahun; data pos “Y” : sumbu Y dan data pos “X” sumbu X.
Ketentuan perubahan pola :
1. Pola
yang terjadi berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah garis itu, DATA
POS “Y” KONSISTEN.
2. Pola
yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan arah garis itu, DATA POS
“Y” TIDAK KONSISTEN, perlu dikoreksi.
IV.
LANGKAH
KERJA
Dalam melakukan
pengujian konsistensi data curah hujan diperlukan beberapa langkah yang dapat
dilakukan, yakni sebagai berikut :
1. Tetapkan
beberapa stasiun acuan di sekitar stasiun yang diuji
2. Hitung
rerata kumulatif stasiun acuan
3. Hitung
hujan kumulatif stasiun yang diujikan
4. Plotkan
pada grafik
5. Jika
terjadi inkonsistensi, koreksi data curah hujan tersebut.
V.
HASIL
PRAKTIKUM
Tahun
|
St. A
|
Akumulasi St.
A
|
Rata-rata
B+C+D+E+F
|
Akumulasi
BCDEF
|
1998
|
254
|
254
|
583,2
|
583,2
|
1999
|
542
|
796
|
570,4
|
1153,6
|
2000
|
505
|
1300,83
|
540,2
|
1693,8
|
2001
|
594
|
1894,83
|
583,6
|
2277,4
|
2002
|
545
|
2439,83
|
370,8
|
2648,2
|
2003
|
354
|
2793,83
|
536,6
|
3184,8
|
2004
|
540
|
3333,83
|
463,2
|
3648
|
2005
|
524
|
3857,83
|
503,89
|
4151,89
|
2006
|
541
|
4398,83
|
519,6
|
4671,49
|
2007
|
544
|
4942,83
|
491,4
|
5162,89
|
2008
|
525
|
5467,83
|
469,8
|
5632,69
|
2009
|
424
|
5891,83
|
516,2
|
6148,89
|
2010
|
561
|
6452,83
|
487,6
|
6636,49
|
2011
|
274
|
6726,83
|
577,86
|
7214,35
|
Tahun
|
St. B
|
Akumulasi St. B
|
Rata-rata A+C+D+E+F
|
Akumulasi ACDEF
|
1998
|
544
|
544
|
525,2
|
525,2
|
1999
|
543
|
1087
|
570,2
|
1095,4
|
2000
|
554
|
1641
|
530,37
|
1625,77
|
2001
|
544
|
2185
|
593,6
|
2219,37
|
2002
|
524
|
2709
|
375
|
2594,37
|
2003
|
547
|
3256
|
498
|
3092,37
|
2004
|
548
|
3804
|
461,6
|
3553,97
|
2005
|
514
|
4318
|
505,89
|
4059,86
|
2006
|
504
|
4822
|
527
|
4586,86
|
2007
|
564
|
5386
|
487,4
|
5074,26
|
2008
|
354
|
5740
|
504
|
5578,26
|
2009
|
574
|
6314
|
486,2
|
6064,46
|
2010
|
534
|
6848
|
493
|
6557,46
|
2011
|
543
|
7391,3
|
524
|
7081,46
|
Tahun
|
St. D
|
Akumulasi St. D
|
Rata-rata A+B+C++E+F
|
Akumulasi ABCEF
|
1998
|
549
|
549
|
524,2
|
524,2
|
1999
|
415
|
964
|
595,8
|
1120
|
2000
|
564
|
1528
|
528,37
|
1648,37
|
2001
|
571
|
2099
|
588,2
|
2236,57
|
2002
|
294
|
2393
|
421
|
2657,57
|
2003
|
574
|
2967
|
492,6
|
3150,17
|
2004
|
395
|
3362
|
492,2
|
5642,37
|
2005
|
509
|
3871,44
|
506,8
|
4149,17
|
2006
|
743
|
4614,44
|
479,2
|
4628,37
|
2007
|
548
|
5162,44
|
490,6
|
5118,97
|
2008
|
364
|
5526,44
|
502
|
5620,97
|
2009
|
464
|
5990,44
|
508,2
|
6129,17
|
2010
|
535
|
6525,44
|
492,8
|
6621,97
|
2011
|
592
|
7117,44
|
514,26
|
7136,23
|
VI.
PEMBAHASAN
Dalam
pengujian konsistensi data hujan, praktikan perlu menentukan akumulasi stasiun
yang diteliti; menentukan rata-rata curah hujan dan akumulasi stasiun-stasiun disekitarnya.
Kemudian membuat grafik konsistensi dan menghitungnya.
Dari data enam stasiun yang ada, tiga dari itu
praktikan membuat grafik konsistensi dan menghitungnya.
Tiga
stasiun yang dimaksud antara lain stasiun A, stasiun B dan stasiun D. Dari
stasiun A dapat diketahui bahwa secara akumulatif curah hujan stasiun A selalu
meningkat begitupula stasiun-stasiun sekitar. Hal ini dikarenakan dalam mencari
akumulasi, curah hujan-curah hujan tersebut pada intinya dijumlahkan. Sehingga
dalam mencari akumulasi data dua stasiun yang lain juga demikian dan hasilnya
sama-sama meningkat.
Setelah
mengetahui akumulasi curah hujan, praktikan membuat grafik konsistensi dengan
akumulasi stasiun yang diuji dan akumulasi dari rata-rata curah hujan stasiun
sekitar.
Pada
umumnya data hujan yang diuji tidak konsisten, kondisi ini mungkin penyebabnya
adalah salah satu dari tiga sebab yang telah disebutkan sebelumnya atau bahkan
karena ketiga sebab tersebut.
VII.
KESIMPULAN
Dalam pengujian konsistensi data hujan,
praktikan dapat melakukannya dengan berbagai macam teknik yang salah satunya
yaitu teknik masa ganda (double mass curve), yaitu dengan membandingkan hujan
rata-rata akumulatif dari stasiun yang dimaksud (sebagai sumbu Y) dengan rerata
akumulatif stasiun-stasiun di sekitarnya (sebagai sumbu X) yang dianggap
sebagai stasiun dasar.
Suatu data hujan dikatakan konsisten
apabila data yang terukur danterhitung adalah teliti dan benar serta sesuai
dengan fenomena saat hujan terjadi.
Jadi, pada intinya dalam acara ke dua
ini praktikan diajarkan untuk membuat grafik akumulatif untuk membuktikan data
konsisten atau tidak. Akan tetapi sebelumnya praktikan perlu melakukan hitungan
sesuai rumus yang telah ditentukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Modul praktikum
Hidrometeorologi 2013.
No comments:
Post a Comment